- AKU KORBAN KEKERASAN GURU -
=====
Perkenalkan, aku Indah. Lulusan terbaik Universitas Negeri Jakarta.
Kapan aku duduk di bangku SD? Pada masa teknologi masih Radio dengan antena, dan Televisi masih hitam putih dikeroyok semut.
Aku korban kekerasan guru sejak kelas tiga SD. Masih segar di ingatan, wali kelasku, Pak Yunus, berteriak marah, "hey, kamu! Maju ke depan kelas!" Dengan wajah menantang aku berdiri, menghampiri beliau.
"Selesaikan soal ini!" Lelaki empat puluh tahun itu memukul papan tulis dengan penggaris kayu. "Salah sedikit saja, habis kamu!" Aku dengan yakin mengerjakan soal matematika yang ia berikan.
"Sudah, Pak." Aku berseru dengan sombong. Yakin kalau jawabanku pasti benar.
Tapi ....
Plak ...! Penggaris dengan panjang satu meter itu mendarat di tubuh bagian belakangku. "Kamu perempuan, tapi bengal minta ampun! Duduk!" Aku kembali ke kursi sambil mengusap bagian yang sakit.
.
Di lain kesempatan, saat aku kelas lima, aku di panggil wali kelas dua, guru wanita yang terkenal killer, kejam dan suka menghukum. Namanya Bu Hernita. Matanya menakutkan, selalu membawa rotan di tangannya.
"Indah, kamu tadi memukul siswa kelas dua. Betul?" Aku biasanya selalu berani menghadapi guru, tapi hari itu, aku tertunduk takut. "Jawab...!" Wanita itu berteriak sambil memukul meja.
Aku benar-benar mati gaya waktu itu. Darah premanku menghilang. Padahal aku sudah sering dipanggil guru, tapi selalu selamat dari guru satu ini. Tapi kali ini, sepertinya adalah hari sialku.
"Kemari...!" Tanganku di tarik mendekat, "kepalkan tanganmu!" Aku menuruti, dan tiga puluh pukulan mendarat di kepalan tangan kecilku. Menangis? Ya, aku menangis, tentu saja, kalian boleh mencobanya, kalau tidak percaya, rasanya sakit!
"Aku akan laporkan pada ayahku!" Aku menangis dan berteriak, mengambil tas di kelas dan berlari pulang.
Tiba di rumah, aku menceritakan semuanya dengan jujur. Apa tanggapan ayahku? Dia menggandeng tanganku, dan kembali ke sekolah. Aku tersenyum penuh kemenangan.
"Rasakan ...." kataku dalam hati.
Tapi ... tiba di sekolah, Ayah menghampiri Bu Hernita, dan berkata, "hukum dia lebih keras lagi, Bu, karena dia tidak sadar apa kesalahannya." Ayah meraih penggaris dan memukul tanganku berulang kali. Dan Bu Hernita menghentikan tindakan Ayah. "Di sekolah, hanya kami yang boleh menghukum. Bapak boleh pulang...!" tegas Bu Hernita.
Setelah Ayah pulang, Bu Hernita membawaku ke lapangan. Mengumpulkan semua siswa.
"Dengar semuanya! Mulai hari ini, Ibu tidak mau ada yang berteman dengan Indah ... kalau ada yang berteman, akan Ibu hukum! Faham?" Tatapan Bu Hernita beralih padaku, "dan kamu, kalau masih bersikap seperti ini. Ibu akan keluarkan kamu dari sekolah!" Kemudian beliau berlalu begitu saja.
.
Terhitung sejak hari itu, aku tidak memiliki satu orang teman pun. Semua teman menjauh setiap kali aku mendekat.
.
Aku sudah kelas lima menuju kelas enam waktu itu, usiaku bukan balita lagi. Aku sudah remaja, seharusnya sikapku tak seburuk itu.
.
Sampai pada puncak yang membuat aku terpukul lebih keras dari pukulan Bu Hernita, sore itu sepulang sekolah aku di panggil kepala sekolah. Saat aku masuk, ada Bu Hernita di sana.
.
"Indah, nilai kamu sejak kelas satu tidak buruk. Kelas satu sampai kelas dua, kamu selalu juara umum. Apa kamu tidak bertanya-tanya, kenapa di kelas tiga sampai kelas lima kamu tidak juara?" Kepala sekolah ku bernama Pak Sudirman, orangnya sangat lembut. Berbicara dengan penuh kasih sayang, "nilai kamu masih tinggi. Bahkan lebih tinggi dari peraih juara umum kita. Tapi perilaku kamu ini, yang membuat nilai angka rapormu tidak ada gunanya."
.
Aku tertunduk, Bu Hernita mengusap kepalaku. "Kemari, dengarkan Ibu." Jujur baru sekali itu aku melihat Bu Hernita selembut kapas berbicara padaku.
.
"Kamu tahu, Ndah? Apa yang paling berguna? Bukan angka-angka di rapor itu. Melainkan ... ini." Tangan beliau menyentuh dadaku. Aku sudah remaja waktu itu, dan sudah sangat memahami maksud beliau. Bagaimana rasanya? Malu! Ingin menangis, tapi tidak bisa. Jadinya? Sesak di dada!
.
"Begini, apa Ndah mau berubah? Karena kalau Ndah seperti ini terus, sekolah tidak akan meluluskan." Aku melihat ke arah Bu Hernita, aku tahu beliau serius.
"Mau berubah?" Bisik beliau pelan. Aku mengangguk. Pelan.
"Ndah janji, Ndah berubah, Bu. Ndah janji gak nakal lagi!"
======
Sejak hari itu, aku adalah Indah yang baru. Aku terlahir menjadi pribadi yang berbeda. Dan benar saja, saat kelas enam, aku kembali meraih juara umum.
Aku lulus tes dengan nilai terbaik di SMP favorit. Juga masuk dan lulus SMA dengan nilai yang masih sangat memukau, hingga aku berhasil meraih beasiswa sampai menyelesaikan S1.
Ketika lulis SMA, aku berkunjung kerumah Bu Hernita, menanyakan satu hal yang dulu tidak berani aku tanyakan.
"Kenapa di rapor, meski aku tidak juara, nilaiku masih di tulis dengan jujur?"
Beliau menjawab, "karena itu nilai kamu. Kami tidak berhak mempermainkannya."
Bertanya-tanya apa saja kenakalanku? Banyak teman-teman. Aku memukul adik dan kakak kelas, padahal mereka tidak sengaja menginjak kakiku waktu antri beli makan di kantin. Aku membuang buku PR teman sekelas yang sering mengangguku, terlebih aku ini perempuan. Dan masih banyak lagi kenakalanku yang lain, sejak kapan? Sejak aku kelas tiga. Luar biasa bukan? Ya, aku anak nakal yang selalu di pukul oleh guru, nyaris setiap hari.
Akulah Indah, korban kekerasan guru, yang berhasil meraih gelar sarjana dengan masa kuliah tiga tahun.
Akulah Indah, korban kekerasan guru, yang setiap hari memiliki luka di bagian jari.
Apakah kedua orang tuaku melaporkan mereka? Ooh tidak! Orang tuaku tahu, bagaimana sifat dan sikapku. Itulah kenapa mereka akan tambah memarahiku, setiap kali aku terkena hukuman.
Akulah Indah, korban kekerasan guru, yang sangat berterimakasih pada rotan dan penggaris kayu itu.
Namaku, Indah. Aku bahagia guruku pernah memukul saat aku nakal.
Terimakasih, Bu Hernita, rotan itu bukan hanya melukai tanganku. Tapi juga berhasil memukul keras batu yang ada di hatiku.
Beliau selalu memanggilku "Ndah" kalau aku sedang tidak bermasalah. Tapi saat aku berbuat salah, beliau akan menyebut namaku "Indah!" Dengan sangat keras.
Aku memakai nama 'Ndah' karena aku berterimakasih pada beliau.
=========
Bu, Pak, tahukah anda?
Hanya anda yang tahu karakter anak-anak anda. Bagaimana bisa anda lepaskan tanggung jawab kepada gurunya di sekolah? Tapi anda menahan hak didik bagi mereka atas anak anda.
Bu, Pak, pikirkanlah, apakah mungkin seorang guru tiba-tiba memukul siswanya tanpa kesalahan?
Bu, Pak, mereka menggunakan tangan untuk menjewer. Tapi mereka menghabiskan setengah hidupnya untuk keberhasilan anak anda.
Saat anak anda menjadi dokter, anda berkata dengan bangga, "ini anakku, menjadi dokter karena kerja kerasku!"
Bu, Pak, pernahkah saat anak anda pintar membaca, lantas anda berterimakasih, pada gurunya?
Saat anak anda pandai menghitung, pernahkah berpikir untuk mendoakan gurunya?
Bu, Pak, kalian mengirim mereka ke sekolah, karena kalian tahu, mereka butuh seorang guru. Lantas, mengapa saat anak anda mendapat secuil cubitan, jeweran, lantas anda melaporkan gurunya ke polisi? Memenjarakan gurunya begitu saja.
Bu, Pak, anda tahu karakter anak anda. Pikirkanlah kenapa mereka di jewer, di cubit. Karena gurunya menyayangi mereka, memperlakukan mereka seperti anak sendiri.
Bu, Pak, aku bukan guru, tapi aku adalah korban kekerasan guru, dan aku bangga guruku bersikap keras terhadapku. Karena kalau tidak, maka aku tidak akan seperti sekarang.
Bu, Pak, tidak perlu membawa bingkisan untuk gurunya. Cukup hargai mereka, tundukkan kepala dan ingat bagaimana peranannya untuk masa depan putra dan putri anda.
Mereka guru, dengan tulus mendidik, tapi di rumah, anda memberi anak-anak dengan gadget, dan tontonan televisi yang tak bermoral. Lalu, anda menyalahkan guru ketika anak anda berperangai buruk.
Kilau emas yang anda pakai itu, adalah hasil kerja keras penambang yang digaji tak seberapa.
Begitulah kerasnya kerja seorang pembentuk, seperti
Itulah arti seorang guru πππ
Rabu, 28 November 2018
Isnin, 19 November 2018
Khamis, 11 Oktober 2018
flobamora tanah airku yang tercinta
flobamora tanah air
ku yang tercinta........
tempat beta ...
di besarkan ibunda
meski beta lama jauh
di rantau orang
beta inga mama janji
pulang e
Reff
Biar pun tanjung teluknya
jauh tapele nusa ku
tapi slalu terkenang di kalbu
ku u.....u...u....
Anak timor main sasando
dan ma nyanyi bolelebo
rasa girang dan badendang
pulang e.........
Hampir siang
beta bangun sambil managis
mengenangkan flobamora
lelebo.................
rasa dingin beta ingat di pangku mama
air mata basa pipi
sayang e............
ku yang tercinta........
tempat beta ...
di besarkan ibunda
meski beta lama jauh
di rantau orang
beta inga mama janji
pulang e
Reff
Biar pun tanjung teluknya
jauh tapele nusa ku
tapi slalu terkenang di kalbu
ku u.....u...u....
Anak timor main sasando
dan ma nyanyi bolelebo
rasa girang dan badendang
pulang e.........
Hampir siang
beta bangun sambil managis
mengenangkan flobamora
lelebo.................
rasa dingin beta ingat di pangku mama
air mata basa pipi
sayang e............
Khamis, 4 Oktober 2018
Bapa, betapa indah semesta ini Kauciptakan. Seluruhnya adalah rangkaian keajaiban yang mencengangkan. Aku bersyukur Bapa, sebab Dia putraku telah Engkau ciptakan sebagai bagian dari semesta ini. Hari ini Putraku berulang tahun.
Hari ini aku memperingati hari lahirnya, saat dimana beberapa tahun lalu Engkau memperkenankan Dia masuk dalam alam ciptaan-Mu yang megah. Aku bersyukur Bapa.
Sampai saat ini aku telah mengalami banyak hal. Pengalaman suka dan duka silih berganti datang menjenguk.
Dan untuk semua itu aku bersyukur kepada-Mu Bapa. Lewat suka aku belajar menghargai hidup dan melalui duka aku terlatih mencintai hidup. Bapa, dihari ulang tahunnya ini aku memohon berkat dari tangan-Mu yang penuh kasih.
Kiranya Dia Putra ku, dapat berguna bagi sesama. Bantulah Dia mengolah hidup seturut citra-Mu sehingga setiap waktu semakin banya orang, termasuk dirinya, memuliakan kebaikan-Mu. Amin
Hari ini aku memperingati hari lahirnya, saat dimana beberapa tahun lalu Engkau memperkenankan Dia masuk dalam alam ciptaan-Mu yang megah. Aku bersyukur Bapa.
Sampai saat ini aku telah mengalami banyak hal. Pengalaman suka dan duka silih berganti datang menjenguk.
Dan untuk semua itu aku bersyukur kepada-Mu Bapa. Lewat suka aku belajar menghargai hidup dan melalui duka aku terlatih mencintai hidup. Bapa, dihari ulang tahunnya ini aku memohon berkat dari tangan-Mu yang penuh kasih.
Kiranya Dia Putra ku, dapat berguna bagi sesama. Bantulah Dia mengolah hidup seturut citra-Mu sehingga setiap waktu semakin banya orang, termasuk dirinya, memuliakan kebaikan-Mu. Amin
Ahad, 30 September 2018
Rabu, 26 September 2018
Jumaat, 14 September 2018
KISAH SEMALAM
_______***~~ KISAH SEMALAM ~~***_______
Kelam mengoyak malam
Saat keheningan mulai sarat
Kantuk ku pun mulai mengetuk
Pada titih jenuh insani aku berada.
Jiwaku pun mulai dihantui gulana
Malam...
Ijinkan aku larut tenggelam
Biarkan impikanku menjadi liar.
Semua kegilaan mulai kian mengada-ada.
Setengah sadarku baringkan angan luluh jiwa
Selurug hati aku memunajat penuh.
Kesetiaan menjadi suatu kelangkaan
Kata cinta terucap sia-sia
Ya TUHAN....
Bila ENGKAU...
Datang... Masih adakah kesetiaan dibumi....???
Sungguh waktu tidak KAU percepat...
Dibumi ini tiada yang selamat.
Kelam mengoyak malam
Saat keheningan mulai sarat
Kantuk ku pun mulai mengetuk
Pada titih jenuh insani aku berada.
Jiwaku pun mulai dihantui gulana
Malam...
Ijinkan aku larut tenggelam
Biarkan impikanku menjadi liar.
Semua kegilaan mulai kian mengada-ada.
Setengah sadarku baringkan angan luluh jiwa
Selurug hati aku memunajat penuh.
Kesetiaan menjadi suatu kelangkaan
Kata cinta terucap sia-sia
Ya TUHAN....
Bila ENGKAU...
Datang... Masih adakah kesetiaan dibumi....???
Sungguh waktu tidak KAU percepat...
Dibumi ini tiada yang selamat.
Rabu, 12 September 2018
Isnin, 10 September 2018
Jumaat, 7 September 2018
Rabu, 5 September 2018
SURGA YANG SESUNGGUNYA
Ada seorang kerabatku yang memiliki seekor anjing yang sangat setia bernama Paul. Paul ditemukan ketika sedang tersesat lalu dibawa pulang dan dipelihara. Semakin bertumbuh, Paul semakin ingin selalu berada dekat dengan tuannya. Setiap pagi, Paul selalu menunggu di depan pintu kamar untuk menyambut tuannya. Paul juga selalu menunggu kepulangan tuannya setiap sore di depan pagar rumah. Ketika tuannya tiba di rumah, Paul selalu melompat kegirangan menyambut kedatangannya. Selama di rumah, Paul selalu mengikuti kemanapun tuannya pergi dan berada dimana tuannya ada.
Ketulusan Paul telah menginspirasi dan memberkati hidupku. Seperti Paul yang ditemukan terhilang di jalan, begitupun Tuhan menemukan kita yang terhilang dalam dosa. Ia rela meninggalkan Surga yang mulia bahkan dalam segala hal disamakan dengan manusia demi menyelamatkan kita. Karya salibNya memberikan kita kesempatan untuk kembali menjalin hubungan yang harmonis dengan Tuhan. Lalu hatiku seakan bertanya, apa yang sudah kulakukan untuk membalas cintaNya?
Paul memberikanku inspirasi bagaimana mencintai tuannya dengan tulus. Seperti Paul yang selalu ingin dekat dengan tuannya, seharusnya satu- satunya kebahagiaan kita hanyalah ketika kita bisa menghabiskan waktu bersama dengan Tuhan. Pertemuan dengan Tuhan seharusnya menjadi momen yang sangat kita nantikan. Dan kita melakukan itu semua bukan karena berharap mendapatkan sesuatu tapi karena kita mencintai Tuhan sehingga ingin selalu berada bersamaNya. Ketika kita bisa menikmati hubungan dengan Tuhan, seharusnya kita tidak berharap untuk dibahagiakan oleh siapapun dan apapun lagi, kecuali oleh Tuhan.
Suatu hari, tanpa sengaja Paul bermain ke luar rumah dan tersesat. Ketika tuannya menyadari, ia langsung mencarinya di sekitar rumah tapi Paul tidak berhasil ditemukan. Tuannya yang mulai panik, segera mengambil kendaraan untuk mencari Paul lebih jauh. Setelah beberapa jam kemudian, Paul berhasil ditemukan dan dibawanya kembali. Ketika tiba di rumah, sang tuan memukul bagian belakang Paul karena ia tidak ingin lagi kehilangan sahabat yang sangat dicintainya.
Seperti sang tuan yang menghajar Paul karena cinta, begitupun proses dan peristiwa hidup yang diijinkan untuk kita alami adalah bentuk cinta Tuhan agar kita tidak terhilang. Tuhan terlalu sanggup untuk membuat hidup kita bebas dari masalah apapun tapi Tuhan lebih tertarik untuk melindungi keselamatan jiwa kita. Oleh sebab itu, setiap peristiwa hidup yang kita alami seharusnya kita responi dengan baik agar kita bisa semakin melekat kepadaNya. Semakin hari, cinta kita kepada Tuhan harus semakin bertumbuh sampai satu titik ketika kita mencari Tuhan bukan karena takut dihukum dan masuk neraka, bukan juga karena supaya diberkati dan masuk surga, tapi karena cinta yang tulus. Asalkan bisa selalu dekat dengan Tuhan, itulah kebahagiaan yang sesungguhnya. Asalkan bisa selalu berada dimana Tuhan ada, itulah Surga yang sesungguhnya..
Ketulusan Paul telah menginspirasi dan memberkati hidupku. Seperti Paul yang ditemukan terhilang di jalan, begitupun Tuhan menemukan kita yang terhilang dalam dosa. Ia rela meninggalkan Surga yang mulia bahkan dalam segala hal disamakan dengan manusia demi menyelamatkan kita. Karya salibNya memberikan kita kesempatan untuk kembali menjalin hubungan yang harmonis dengan Tuhan. Lalu hatiku seakan bertanya, apa yang sudah kulakukan untuk membalas cintaNya?
Paul memberikanku inspirasi bagaimana mencintai tuannya dengan tulus. Seperti Paul yang selalu ingin dekat dengan tuannya, seharusnya satu- satunya kebahagiaan kita hanyalah ketika kita bisa menghabiskan waktu bersama dengan Tuhan. Pertemuan dengan Tuhan seharusnya menjadi momen yang sangat kita nantikan. Dan kita melakukan itu semua bukan karena berharap mendapatkan sesuatu tapi karena kita mencintai Tuhan sehingga ingin selalu berada bersamaNya. Ketika kita bisa menikmati hubungan dengan Tuhan, seharusnya kita tidak berharap untuk dibahagiakan oleh siapapun dan apapun lagi, kecuali oleh Tuhan.
Suatu hari, tanpa sengaja Paul bermain ke luar rumah dan tersesat. Ketika tuannya menyadari, ia langsung mencarinya di sekitar rumah tapi Paul tidak berhasil ditemukan. Tuannya yang mulai panik, segera mengambil kendaraan untuk mencari Paul lebih jauh. Setelah beberapa jam kemudian, Paul berhasil ditemukan dan dibawanya kembali. Ketika tiba di rumah, sang tuan memukul bagian belakang Paul karena ia tidak ingin lagi kehilangan sahabat yang sangat dicintainya.
Seperti sang tuan yang menghajar Paul karena cinta, begitupun proses dan peristiwa hidup yang diijinkan untuk kita alami adalah bentuk cinta Tuhan agar kita tidak terhilang. Tuhan terlalu sanggup untuk membuat hidup kita bebas dari masalah apapun tapi Tuhan lebih tertarik untuk melindungi keselamatan jiwa kita. Oleh sebab itu, setiap peristiwa hidup yang kita alami seharusnya kita responi dengan baik agar kita bisa semakin melekat kepadaNya. Semakin hari, cinta kita kepada Tuhan harus semakin bertumbuh sampai satu titik ketika kita mencari Tuhan bukan karena takut dihukum dan masuk neraka, bukan juga karena supaya diberkati dan masuk surga, tapi karena cinta yang tulus. Asalkan bisa selalu dekat dengan Tuhan, itulah kebahagiaan yang sesungguhnya. Asalkan bisa selalu berada dimana Tuhan ada, itulah Surga yang sesungguhnya..
Selasa, 4 September 2018
Goyang Tobelo Bank Sinarmas cabang Ambon dalam rangka Porsebank Maluku 2017
Balayar jauh, Balayar jauh
Kastinggal kampung jauh disana, sio mama
Adede pe lama, adede pe lama
Apa tempo kita bale ulang kasana
Tobelo s'lalu tabayang
Ta barindu-rindu, Ta barindu-rindu
Tobelo su jauh di mata, sio mama
A do do kasiang, A do do kasiang
Ta rindu ngoni samua
Hati rindu bale ulang kasana
Mo baku dapa mama papa basudara
So tara tahang rindu kadara
Tobelo marahai slalu kita bangga
Biar so jauh tapele gunung deng tanjong
Cuma inga inga kita tara sono
Hioko, mau pi Hibua lamo
Ada ni nyinga muna dou dia dodo to
Susah sanang sandiri kita tanggung
Hidup di rantau, jauh dari kampung
Rasa paling jauh bataria minta tolong
Jauh dari Tobelo rasa rindu minta ampong
Hati rindu bale, air mata malele
Inga adat, budaya, tide tide, cakalele
Tarada yang bisa pele, ini torang, manyele
Do i hi doko hange sama sama tong bapangge
Hio todo, Tobelo su paleng jao
Kita disini tahan rindu mama e
Pulang ka kampong
Sio, Torang tar lupa biar so jao
Jang Torang lupa basudara e
Tobelo s'lalu di jantong
(instrumen:)
Balayar jauh, Balayar jauh
Kastinggal kampung jauh disana, sio mama
Adede pe lama, Adede pe lama
Apa tempo kita bale ulang kasana
Tobelo s'lalu tabayang
Ta barindu rindu, Ta barindu rindu
Tobelo su jauh di mata, sio mama
A do do kasiang, A do do kasiang
Ta rindu ngoni samua
Kalo dudu sandiri, Kita inga pa ngoni
Basudara yang jauh disana
Rasa rasa mo manangis
Di tanah orang sandiri
Hioko tobelo kita sayang
Tobelo gagah, terkenal sampe mancanegara
Tara bafoya, kaya ragam adat budaya
Paleng baku maso, lia kita tara beda
Tobelo hibirera itu dia torang punya
Baku pegang tangan, Ade kaka mari jaga
Itu yang kita slalu bangga
Hio todo, Tobelo su paleng jao
Kita disini tahan rindu mama e
Pulang ka kampong
Sio, Torang tar lupa biar so jao
Jang torang lupa basudara e
Tobelo slalu di jantong
Kastinggal kampung jauh disana, sio mama
Adede pe lama, adede pe lama
Apa tempo kita bale ulang kasana
Tobelo s'lalu tabayang
Ta barindu-rindu, Ta barindu-rindu
Tobelo su jauh di mata, sio mama
A do do kasiang, A do do kasiang
Ta rindu ngoni samua
Hati rindu bale ulang kasana
Mo baku dapa mama papa basudara
So tara tahang rindu kadara
Tobelo marahai slalu kita bangga
Biar so jauh tapele gunung deng tanjong
Cuma inga inga kita tara sono
Hioko, mau pi Hibua lamo
Ada ni nyinga muna dou dia dodo to
Susah sanang sandiri kita tanggung
Hidup di rantau, jauh dari kampung
Rasa paling jauh bataria minta tolong
Jauh dari Tobelo rasa rindu minta ampong
Hati rindu bale, air mata malele
Inga adat, budaya, tide tide, cakalele
Tarada yang bisa pele, ini torang, manyele
Do i hi doko hange sama sama tong bapangge
Hio todo, Tobelo su paleng jao
Kita disini tahan rindu mama e
Pulang ka kampong
Sio, Torang tar lupa biar so jao
Jang Torang lupa basudara e
Tobelo s'lalu di jantong
(instrumen:)
Balayar jauh, Balayar jauh
Kastinggal kampung jauh disana, sio mama
Adede pe lama, Adede pe lama
Apa tempo kita bale ulang kasana
Tobelo s'lalu tabayang
Ta barindu rindu, Ta barindu rindu
Tobelo su jauh di mata, sio mama
A do do kasiang, A do do kasiang
Ta rindu ngoni samua
Kalo dudu sandiri, Kita inga pa ngoni
Basudara yang jauh disana
Rasa rasa mo manangis
Di tanah orang sandiri
Hioko tobelo kita sayang
Tobelo gagah, terkenal sampe mancanegara
Tara bafoya, kaya ragam adat budaya
Paleng baku maso, lia kita tara beda
Tobelo hibirera itu dia torang punya
Baku pegang tangan, Ade kaka mari jaga
Itu yang kita slalu bangga
Hio todo, Tobelo su paleng jao
Kita disini tahan rindu mama e
Pulang ka kampong
Sio, Torang tar lupa biar so jao
Jang torang lupa basudara e
Tobelo slalu di jantong
Lagu Rohani Manggarai Terbaru "TABE YO ENDE MARIA" (2017)
Reff... Tabe yo Ende Maria
Ata penong lewidang
Mori kraeng Agu Ite~e
Te hon gu tedeng le... 2x
Solo 2 : Yo Ende Maria Nggluk titong koe Anak Me~e
Porong Sembeng koes lite rantang weleng salang bana... 2x Reff....
Solo 2 : Ai Ite kali cewe do berkak one Inawai~i..
Agu berkak de Morin wua tuka dite... 2x Reff....
Solo 3 : Ende Maria Ende Maria Ngaji koe latangt Ami
Ata penong le Ndekok, te hon gu Tedeng len... 2x Reff....
Solo 4 : Yo Ende Maria Neka Ondang Hanang koe~e neka Mora Ranga me~ one mai Naig me... 2x Reff....
Solo 5 : Ende Maria yo Ende, Aku Momang tu'ung Ite~e Ite kanang One Nai Ge, te hon gu Tedeng len...2x Reff....
Isnin, 3 September 2018
MOTIVASI PAGI
● Saat Anda membalas rasa sakit dgn senyuman, saat itulah Anda memastikan bhw diri Anda lbh baik dr org yg menyakiti itu
● Bahagia adalah ketika dapat bersama, saling mencinta tanpa mempermasalahkan kekurangan yg kita punya.
● Lelaki kacak itu senang dicari yang susah dicari seseorang yg tulus & setia mencintai.
● Hidup bukan tentang mempermasalahkan sebuah perbezaan, melainkan saling melengkapi kekurangan.
● Mengulang-ulang memori masa lalu, kemudian mengingatnya dengan sangat teliti, tidaklah mengapa. Dan sangat baik seandainya anda segera menghentikan hal itu, untuk menatap masa depan penuh harapan.
● Cinta sejati tak datang begitu saja, tapi melalui proses sedih dan tawa bersama. Juga nestapa dan mungkin derita.
● Perselisihan terjadi bukan krn adanya perbedaan, tapi krn ada pihak yang tak mendengarkan dgn baik, dan tak menghargai dgn sempurna.
Semoga diberkati.
Biar hari ini lebih baik dari kelmari.
Biar hari esok bertambah baik dari hari ini.
Oleh itu, sentiasalah memperbaiki diri sendiri. Bahagiakan diri sendiri dengan cara membahagiakan keluarga dan sahabat kita.
AMIN
TUHAN BERSAMA KAMU
BERJANJILAH WAHAI SAHABATKU
Rindukan diriMu
Berjanjilah wahai sahabatku
Bila kau tinggalkan aku
Tetaplah tersenyum
Meski hati sedih dan menangis
Ku ingin kau tetap tabah menghadapinya
Bila kau harus pergi
Meninggalkan diriku
Jangan lupakan aku
Semoga dirimu di sana kan baik-baik saja
Untuk selamanya
Disini aku kan selalu rindukan dirimu
Wahai sahabatku
Berjanjilah wahai sahabatku
Bila kau tinggalkan aku
Tetaplah tersenyum
Meski hati sedih dan menangis
Ku ingin kau tetap tabah menghadapinya
Bila kau harus pergi meninggalkan diriku
Jangan lupakan aku
Semoga dirimu di sana kan baik-baik saja
Untuk selamanya
Disini aku kan selalu rindukan dirimu
Wahai sahabatku
Berjanjilah wahai sahabatku
Bila kau tinggalkan aku
Tetaplah tersenyum
Meski hati sedih dan menangis
Ku ingin kau tetap tabah menghadapinya
Bila kau harus pergi
Meninggalkan diriku
Jangan lupakan aku
Semoga dirimu di sana kan baik-baik saja
Untuk selamanya
Disini aku kan selalu rindukan dirimu
Wahai sahabatku
Berjanjilah wahai sahabatku
Bila kau tinggalkan aku
Tetaplah tersenyum
Meski hati sedih dan menangis
Ku ingin kau tetap tabah menghadapinya
Bila kau harus pergi meninggalkan diriku
Jangan lupakan aku
Semoga dirimu di sana kan baik-baik saja
Untuk selamanya
Disini aku kan selalu rindukan dirimu
Wahai sahabatku
Ahad, 2 September 2018
Lagu Rohani Katolik - Tuhan Memanggil Namaku
Solo 1:
*Di dalam Ekaristi yang suci*
*Tuhan memberi dirinya*
*Bagi kita umatnya*
*Bahagialah hatiku*
*Di segarkan oleh nya*
*Yesus kawan ku yang Setia*
Reff: "Tuhan menyapa hidup ku
Tuhan memanggil namaKu
Di jamah-nya Jiwa ku dengan Kasihnya
Hatiku bersorak riang karna kebaikan cintanya
Membahana sepanjang Musim
Indah dan tiada bertepi"
Solo 2:
*Bagai air yang jernih dan sejuk*
*Mengalir tiada henti*
*Menuju Tujuannya*
*Begitu CintaMu Tuhan*
*Menyejukan hidupku*
*Oh Yesus Syukur bagiMu*
Reff:
Solo 3:
Di saat Aku di Rundung duka
Ku ingat kasihMu Tuhan
Slalu mendampingiKu
Jadikanlah aku Tuhan
Saksi Cinta kasihMu
Bagi Sesama Manusia
Reff:
*Di dalam Ekaristi yang suci*
*Tuhan memberi dirinya*
*Bagi kita umatnya*
*Bahagialah hatiku*
*Di segarkan oleh nya*
*Yesus kawan ku yang Setia*
Reff: "Tuhan menyapa hidup ku
Tuhan memanggil namaKu
Di jamah-nya Jiwa ku dengan Kasihnya
Hatiku bersorak riang karna kebaikan cintanya
Membahana sepanjang Musim
Indah dan tiada bertepi"
Solo 2:
*Bagai air yang jernih dan sejuk*
*Mengalir tiada henti*
*Menuju Tujuannya*
*Begitu CintaMu Tuhan*
*Menyejukan hidupku*
*Oh Yesus Syukur bagiMu*
Reff:
Solo 3:
Di saat Aku di Rundung duka
Ku ingat kasihMu Tuhan
Slalu mendampingiKu
Jadikanlah aku Tuhan
Saksi Cinta kasihMu
Bagi Sesama Manusia
Reff:
Rabu, 1 Ogos 2018
MENGUKIR MIMPI
Lelaki itu tetap dengan segala
sunyinya
masih mengenang
empat purnama yang terlewati
masih dengan lirik yang sama
dia bernyanyi
serta rindu yang sama dia menari
Dan...
Lelaki itu tetap tak bergeming
masih memendam cinta
pada cinta yang di cintainya
tak tergantikan
walau waktu megibas lara
dan tak berhenti
mengukir mimpi di jiwanya
#Larahati
sunyinya
masih mengenang
empat purnama yang terlewati
masih dengan lirik yang sama
dia bernyanyi
serta rindu yang sama dia menari
Dan...
Lelaki itu tetap tak bergeming
masih memendam cinta
pada cinta yang di cintainya
tak tergantikan
walau waktu megibas lara
dan tak berhenti
mengukir mimpi di jiwanya
#Larahati
Isnin, 30 Julai 2018
ADA DUSTA YANG TERSEMBUNYI
Waktu hanya sebuah penawaran yang tak terbantah
Derik jam dari kaki ke ubun
Hingga degupnya menganak sungai,
melewati lembah-lembah sunyi
Merubuhkan ilalang-ilalang padang
Dari belantara yang tak terjamah
Hingga pucuk embun daun adalah tuba
Jatuh beruntun menimbun lamun
Selang waktu adalah tunggu
Namun jentera telah padam dari perkawinan sepi
Sekelam hari yang terdustai
Sudahlah jangan kau menjadi kijang dengan bulu domba
Melompat indah menembus sabana
Menari di bawah bayang matahari
Sedang bibirmu penuh racun bisa
Melebihi desis beludak
Bukankah rasa ini telah kau karamkan
Dari jatuhnya malam
Dan tidurnya pagi
Hingga tubuhku kau penuhi jerami-jerami kemarau
Ada dusta yang tersembunyi
Bukan lagi purnama yang kau janjikan
Namun hanya gelegar petir yang hadir
Dan kau lecutkan di urat fikir
Derik jam dari kaki ke ubun
Hingga degupnya menganak sungai,
melewati lembah-lembah sunyi
Merubuhkan ilalang-ilalang padang
Dari belantara yang tak terjamah
Hingga pucuk embun daun adalah tuba
Jatuh beruntun menimbun lamun
Selang waktu adalah tunggu
Namun jentera telah padam dari perkawinan sepi
Sekelam hari yang terdustai
Sudahlah jangan kau menjadi kijang dengan bulu domba
Melompat indah menembus sabana
Menari di bawah bayang matahari
Sedang bibirmu penuh racun bisa
Melebihi desis beludak
Bukankah rasa ini telah kau karamkan
Dari jatuhnya malam
Dan tidurnya pagi
Hingga tubuhku kau penuhi jerami-jerami kemarau
Ada dusta yang tersembunyi
Bukan lagi purnama yang kau janjikan
Namun hanya gelegar petir yang hadir
Dan kau lecutkan di urat fikir
MENGUKIR KENANGAN
_MENGUKIR KENANGAN
CINTA YANG HILANG__
Sayup-sayup dalam hembusan angin
perasaan itu masih mengukir ingin
menderu bersama waktu yang masih berseteru
antar melupakan atau mungkin masih mengingatmu
Harapan telah jauh
lalukan temu satu titik dimana cinta dan rindu
bersatu yang 'tika ini hanyalah hiasan lusuh dinding masa lalu
Goresan kisah kita yang tinggal repihan ngilu sesak dalam dada...
Terkadang ingin melepas segalanya..
Tentang semua cerita yang terus mengalirkan lara.
Namun kenangan selalu menghidupkan segenap rasa.
Sajak-sajak cinta yang pernah ku pusarakan
tak juga mati dalam ingatan
masih hembuskan aroma nafasmu dalam setiap ruang kesendirian
dan seakan sekedar menepi pun enggan
Ayu wajahmu kerap kali singgah...
mengeratkan getir dalam nanar tatapan
meski tak pernah kembali dipersatukan
masih aku ukir cinta dalam kenangan meruah indah
CINTA YANG HILANG__
Sayup-sayup dalam hembusan angin
perasaan itu masih mengukir ingin
menderu bersama waktu yang masih berseteru
antar melupakan atau mungkin masih mengingatmu
Harapan telah jauh
lalukan temu satu titik dimana cinta dan rindu
bersatu yang 'tika ini hanyalah hiasan lusuh dinding masa lalu
Goresan kisah kita yang tinggal repihan ngilu sesak dalam dada...
Terkadang ingin melepas segalanya..
Tentang semua cerita yang terus mengalirkan lara.
Namun kenangan selalu menghidupkan segenap rasa.
Sajak-sajak cinta yang pernah ku pusarakan
tak juga mati dalam ingatan
masih hembuskan aroma nafasmu dalam setiap ruang kesendirian
dan seakan sekedar menepi pun enggan
Ayu wajahmu kerap kali singgah...
mengeratkan getir dalam nanar tatapan
meski tak pernah kembali dipersatukan
masih aku ukir cinta dalam kenangan meruah indah
Jumaat, 27 Julai 2018
"SAHABAT MENUALAH BERSAMAKU"
" SAHABAT MENUALAH BERSAMAKU "
Dari hari tak terduga
awal yang biasa saja
hingga terjal jalanan waktu terlewati
dalam genggaman erat terpatri
Raga-raga terbungkus warna yang berbeda
menyandang watak yang tak pernah sama
dalam serumpun rasa tersatukan
kita dalam temali persahabatan
Bersama mengayuh langkah tuju
menggariskan senyum diujung temu
saling menguatkan dalam kebersamaan
saling menjagakan dalam keterbatasan
Kita ada sebab saling mendo'akan
bersama dalam genggaman tak terpatahkan
terjalin dari hangatnya ketulusan
lembut cinta kasih mengalirkan kedamaian
Meski hari tak selalu cerah
dan waktu tak selamanya bersama
menualah bersamaku dalam satu wadah
indahnya lembar persahabatan kita
~~RINDU KAMPUNG HALAMAN~~
~~RINDU KAMPUNG HALAMAN ~~
Kala senja memuram menuju peraduan
Kegelapan yang datang suguhkan kelam
Hembusan bayu meniup lembut
Hembuskan ketenangan dalam kesendirian
Sunyi sepi dan hening yang membuncah
Mengingatkan aku pada kampung halaman
Betapapun gemerlap sinaran lampu kota
Sedikitpun tak menepikan kenanganku dari arifnya obor-obor redup di kampungku
Bagaimanapun nyamannya pendingin di angkuhnya kota,
Tak sesejuk hembusan angin dari sawah-sawah yang menghijau
Indahnya kampung halamanku
Di kaki gunung yang biru
Di mana sungai mengalir airnya jernih berdesir
Tiada henti aku mengingatimu
Pesonamu membuat hati dan jiwaku merasa tenang
Di sanalah aku di lahirkan dan di besarkan
Aku rindu suasana kampung halamanku
Beri aku kesempatan untuk kembali ke sana
Dan menghabiskan sisa usia.
Kala senja memuram menuju peraduan
Kegelapan yang datang suguhkan kelam
Hembusan bayu meniup lembut
Hembuskan ketenangan dalam kesendirian
Sunyi sepi dan hening yang membuncah
Mengingatkan aku pada kampung halaman
Betapapun gemerlap sinaran lampu kota
Sedikitpun tak menepikan kenanganku dari arifnya obor-obor redup di kampungku
Bagaimanapun nyamannya pendingin di angkuhnya kota,
Tak sesejuk hembusan angin dari sawah-sawah yang menghijau
Indahnya kampung halamanku
Di kaki gunung yang biru
Di mana sungai mengalir airnya jernih berdesir
Tiada henti aku mengingatimu
Pesonamu membuat hati dan jiwaku merasa tenang
Di sanalah aku di lahirkan dan di besarkan
Aku rindu suasana kampung halamanku
Beri aku kesempatan untuk kembali ke sana
Dan menghabiskan sisa usia.
DI MANAKAH DIA YANG SEBENARNYA.
Saat aku mulai mencintai seseorang, aku ditinggalkan..
Saat aku sangat mengharapkannya, dia menghilang.
Ketika aku mulai merasakan bahagia, aku dicampakkan..
Ketika aku sangat membutuhkannya, dia memilih yang lain..
Aku bertanya pada Tuhan..
Yaa Tuhan, kenapa semua yang aku inginkan tidak bisa aku miliki ?
Tuhan menjawab :
karena kamu tidak pernah merasa yakin memilikinya..
Aku kembali bertanya; tapi mengapa pada saat aku bahagia dia meninggalkanku ?
Jawab Tuhan :
karena kamu tidak pernah memahami apakah dia bahagia bersamamu..
Kata Tuhan; “Aku tidak akan memberikan pasangan yang baik untukmu, jika kamu masih kasar” “Aku tidak akan memberikan pasangan yang setia untukmu, disaat kamu selalu mencari yang terbaik.”
“Aku tidak akan menganugrahkan seseorang yang sabar bagimu sedangkan
kamu masih egois” “Aku akan memberikan pasangan untukmu yang sesuai untukmu, maka perbaikilah dirimu sesuai dengan apa yang kamu inginkan dari pasangan hidupmu.”
Sesungguhnya wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki
yang keji adalah untuk wanita-wanita yg keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik
Saat aku sangat mengharapkannya, dia menghilang.
Ketika aku mulai merasakan bahagia, aku dicampakkan..
Ketika aku sangat membutuhkannya, dia memilih yang lain..
Aku bertanya pada Tuhan..
Yaa Tuhan, kenapa semua yang aku inginkan tidak bisa aku miliki ?
Tuhan menjawab :
karena kamu tidak pernah merasa yakin memilikinya..
Aku kembali bertanya; tapi mengapa pada saat aku bahagia dia meninggalkanku ?
Jawab Tuhan :
karena kamu tidak pernah memahami apakah dia bahagia bersamamu..
Kata Tuhan; “Aku tidak akan memberikan pasangan yang baik untukmu, jika kamu masih kasar” “Aku tidak akan memberikan pasangan yang setia untukmu, disaat kamu selalu mencari yang terbaik.”
“Aku tidak akan menganugrahkan seseorang yang sabar bagimu sedangkan
kamu masih egois” “Aku akan memberikan pasangan untukmu yang sesuai untukmu, maka perbaikilah dirimu sesuai dengan apa yang kamu inginkan dari pasangan hidupmu.”
Sesungguhnya wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki
yang keji adalah untuk wanita-wanita yg keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik
Khamis, 26 Julai 2018
LUKA ITU MASIH KURASA PEDIH
MAAF... LUKA ITU MASIH KURASA PEDIH
Sekeping rindu yang kutitipkan pada mimpi semalam masih menari dalam ingatan
rindu yang kini menjadi tabu
aku yang masih merindukanmu disaat kamu telah bersama orang lain
Kamu yang pernah ada dalam hidupku
kamu yang pernah membuatku bahagia
kamu yang selalu kusebut dalam doa
namun kamu juga yang membuat hatiku terluka
Aku tak mengerti mengapa kamu pergi
meninggalkanku untuk bersama dia
walau kau tau aku begitu mencintaimu
walau selama ini aku yang sering mengalah demi menyenangkan hatimu
Namun pengorbananku terasa sia-sia
walau kau ku pertahankan ,namun kamu pergi jua ,melangkah tanpa menoleh lagi
dan membiarkanku terpaku dalam linangan airmata
Setelah beberapa purnama berlalu
kini kau datang kembali dan memohon maaf
kau ingin kembali bersamaku karena kau tak bahagia bersamanya
tapi maaf...torehan luka itu masih terasa pedih, aku maafkan kesalahanmu, tapi bukan untuk menerimamu kembali .
BERHARAP ITU MENYAKITKAN
BERHARAP ITU MENYAKITKAN
Aku yang mencintaimu dalam diam
aku tak berharap lebih untuk dapat bersamamu
aku menyadari bahwa mencintai tidak harus memiliki
namun tak salah jika aku mendambakan hadirmu dalam kehidupanku
Walau mungkin hanya aku mencintaimu
walau mungkin aku sekedar mampu memandang wajahmu dari jauh
aku akan selalu merindukanmu dalam hari di hening waktuku
Namamu telah terpahat di lubuk hatiku
sampai kapanpun aku tak akan pernah mampu melupakanmu
walau hadirmu diantara ada dan tiada
akan ku jaga rasa cinta ini hanya untukmu
Namun hingga detik ini
harapan demi harapan yang ku pertahankan seakan tak kau pedulikan
walau kau tau aku yang selalu di sisimu
tidakkah kau merasakan apa yang kurasa ?
Akankah aku hanya mampu berharap
adakah hatimu telah ada yang memiliki
adakah aku tidak pantas untuk menerima cintamu ?
akankah aku hanya mampu menunggu
untuk sebuah jawaban yang tak pasti
sampai kapan ?
Aku yang mencintaimu dalam diam
aku tak berharap lebih untuk dapat bersamamu
aku menyadari bahwa mencintai tidak harus memiliki
namun tak salah jika aku mendambakan hadirmu dalam kehidupanku
Walau mungkin hanya aku mencintaimu
walau mungkin aku sekedar mampu memandang wajahmu dari jauh
aku akan selalu merindukanmu dalam hari di hening waktuku
Namamu telah terpahat di lubuk hatiku
sampai kapanpun aku tak akan pernah mampu melupakanmu
walau hadirmu diantara ada dan tiada
akan ku jaga rasa cinta ini hanya untukmu
Namun hingga detik ini
harapan demi harapan yang ku pertahankan seakan tak kau pedulikan
walau kau tau aku yang selalu di sisimu
tidakkah kau merasakan apa yang kurasa ?
Akankah aku hanya mampu berharap
adakah hatimu telah ada yang memiliki
adakah aku tidak pantas untuk menerima cintamu ?
akankah aku hanya mampu menunggu
untuk sebuah jawaban yang tak pasti
sampai kapan ?
Selasa, 5 Jun 2018
Jumaat, 13 April 2018
SUDAH TUNANGAN & AKAN MENIKAH
Sudah tunangan dan akan menikah, dua pasangan sejoli ini benar-benar dikejutkan dengan panggilan yang membuat rencana hidup mereka berubah total. Masa muda Pastor Javier Olivera dan Suster Marie de la Sagesse, bahkan sudah merencanakan pernikahan. Tapi Tuhan punya rencana lain untuk mereka.
Semua berawal dari peristiwa kakak laki-laki suster Maria, Trinidad, yang secara mengejutkan menyampaikan berita bahwa dia akan memasuki seminari. Mereka berdua benar-benar tidak menyangka, panggilan Tuhan bisa merubah jalan hidup seseorang. Mereka memutuskan mengantar kakak Maria ke seminari. Disana, Pastor Olivera bisa bertanya banyak hal tentang panggilan kepada para seminaris. Begitu juga dengan suster Maria, dia banyak bertanya kepada para suster biara yang ada disana tentang hidup panggilan.
Dalam perjalanan pulang, mereka berdua saling mendiskusikan hal-hal yang mereka dapatkan disana. Mereka bicara tentang betapa gilanya semua itu, kakaknya telah meninggalkan segalanya, rencana memiliki keluarga dan karier yang bagus. Mereka mulai bertanya pada diri sendiri, 'Apa yang akan terjadi jika Tuhan memanggil mereka ke kehidupan religius?'
Hal pertama yang mereka katakan adalah 'tidak' dan itu mereka anggap gila, karena mereka sudah bertunangan, bahkan sudah membeli semua keperluan untuk menikah. Minggu-minggu berlalu, Pastor Olivera terus terganggu tentang apa yang akan terjadi jika Tuhan memanggilnya. Manakah yang terbaik untuk masuk surga, kehidupan keimamatan atau kehidupan pernikahan? Yang mana yang harus dipilih?
Setelah begitu banyak pikiran, dia memutuskan memberi tahu tunangannya tentang kekhawatiran panggilan Tuhan. Ternyata, suster Maria juga mengaku memikirkan hal yang sama, setelah kakaknya masuk seminari. Namun saat itu, tak satu pun dari mereka membuat keputusan. Alasannya, mereka masih harus menyelesaikan kuliah 2 tahun lagi.
Selama 2 tahun itu, mereka berupaya menjalani kehidupan normal dengan terus memikirkan panggilan Tuhan. Tapi sungguh di luar dugaan keputusan pasangan ini. Setelah menyelesaikan studi mereka, keduanya menyerah pada panggilan Tuhan. Pada tahun 2008, ketika mereka berusia 31 tahun, Olivera ditahbiskan sebagai imam di Keuskupan San Rafael dan Maria mengucapkan sumpah terakhirnya di sidang para Suster dari Yesus yang Penyayang.
Pastor Olivera saat ini adalah seorang profesor universitas dan juga memiliki blog bernama "Que no te la cuenten" (Cari tahu sendiri). Dia telah menulis sebuah buku tentang keraguan vokasional berjudul "¿Alguna vez pensaste? El llamado de Cristo ”(Pernahkah Anda memikirkannya? Panggilan Kristus). Sedangkan Suster Marie de la Sagesse sekarang tinggal di Prancis selatan dan memiliki misi kerasulan di Paroki Saint Laurent di Keuskupan FrΓ©jus-Toulon.
Mengenai kisah mereka, suster Maria mengatakan, “Saya menganggapnya sebagai rahmat khusus bahwa kami berdua, yang dipanggil hampir pada saat yang bersamaan. Sungguh baik dan bijaksana kuasa Tuhan atas lika liku perjalanan kami. Dan yang sangat saya hargai adalah, kami masih berteman dan bukan hanya kami, tapi juga keluarga kami.” Cna/ewtn/editBulirMekar
Semua berawal dari peristiwa kakak laki-laki suster Maria, Trinidad, yang secara mengejutkan menyampaikan berita bahwa dia akan memasuki seminari. Mereka berdua benar-benar tidak menyangka, panggilan Tuhan bisa merubah jalan hidup seseorang. Mereka memutuskan mengantar kakak Maria ke seminari. Disana, Pastor Olivera bisa bertanya banyak hal tentang panggilan kepada para seminaris. Begitu juga dengan suster Maria, dia banyak bertanya kepada para suster biara yang ada disana tentang hidup panggilan.
Dalam perjalanan pulang, mereka berdua saling mendiskusikan hal-hal yang mereka dapatkan disana. Mereka bicara tentang betapa gilanya semua itu, kakaknya telah meninggalkan segalanya, rencana memiliki keluarga dan karier yang bagus. Mereka mulai bertanya pada diri sendiri, 'Apa yang akan terjadi jika Tuhan memanggil mereka ke kehidupan religius?'
Hal pertama yang mereka katakan adalah 'tidak' dan itu mereka anggap gila, karena mereka sudah bertunangan, bahkan sudah membeli semua keperluan untuk menikah. Minggu-minggu berlalu, Pastor Olivera terus terganggu tentang apa yang akan terjadi jika Tuhan memanggilnya. Manakah yang terbaik untuk masuk surga, kehidupan keimamatan atau kehidupan pernikahan? Yang mana yang harus dipilih?
Setelah begitu banyak pikiran, dia memutuskan memberi tahu tunangannya tentang kekhawatiran panggilan Tuhan. Ternyata, suster Maria juga mengaku memikirkan hal yang sama, setelah kakaknya masuk seminari. Namun saat itu, tak satu pun dari mereka membuat keputusan. Alasannya, mereka masih harus menyelesaikan kuliah 2 tahun lagi.
Selama 2 tahun itu, mereka berupaya menjalani kehidupan normal dengan terus memikirkan panggilan Tuhan. Tapi sungguh di luar dugaan keputusan pasangan ini. Setelah menyelesaikan studi mereka, keduanya menyerah pada panggilan Tuhan. Pada tahun 2008, ketika mereka berusia 31 tahun, Olivera ditahbiskan sebagai imam di Keuskupan San Rafael dan Maria mengucapkan sumpah terakhirnya di sidang para Suster dari Yesus yang Penyayang.
Pastor Olivera saat ini adalah seorang profesor universitas dan juga memiliki blog bernama "Que no te la cuenten" (Cari tahu sendiri). Dia telah menulis sebuah buku tentang keraguan vokasional berjudul "¿Alguna vez pensaste? El llamado de Cristo ”(Pernahkah Anda memikirkannya? Panggilan Kristus). Sedangkan Suster Marie de la Sagesse sekarang tinggal di Prancis selatan dan memiliki misi kerasulan di Paroki Saint Laurent di Keuskupan FrΓ©jus-Toulon.
Mengenai kisah mereka, suster Maria mengatakan, “Saya menganggapnya sebagai rahmat khusus bahwa kami berdua, yang dipanggil hampir pada saat yang bersamaan. Sungguh baik dan bijaksana kuasa Tuhan atas lika liku perjalanan kami. Dan yang sangat saya hargai adalah, kami masih berteman dan bukan hanya kami, tapi juga keluarga kami.” Cna/ewtn/editBulirMekar
Ahad, 18 Mac 2018
TENTANG PERKAWINAN TAK TERCERAIKAN
TENTANG PERKAWINAN TAK TERCERAIKAN (MARKUS 10:1-12)
Perikop Markus 10:1-12 sebenarnya ingin menjelaskan ajaran Yesus tentang Perkawinan yang tidak terceraikan (walaupun di judul perikop dalam Alkitab LAI, ditulis: “Perceraian”). Berikut ini saya sarikan apa yang tertulis dalam Navarre Bible, dan A Catholic Commentary on Holy Scripture, ed. Dom Orchard, OSB:
Secara umum ayat Mrk 10:1-12:
Perikop ini sebenarnya menggambarkan bagaimana para orang Farisi ingin menjebak Yesus dengan pertanyaan- pertanyaan supaya Yesus didapatkan oleh mereka menentang hukum Taurat Musa. Namun Yesus yang adalah Putera Allah, mempunyai pengertian yang sempurna tentang hukum Taurat Musa, dan bagaimana sampai Musa mengeluarkan ketentuan yang memperbolehkan perceraian. Musa memperbolehkan perceraian, karena kekerasan hati bangsa Israel yang pada masa dahulu memang menganggap wanita sebagai warga kelas rendah, bahkan seperti budak, hampir seperti binatang. Maka Musa melindungi hak martabat wanita dari perlakuan semacam ini, sebab seandainya wanita tersebut dimadu, tentu kondisinya lebih buruk lagi. Maka ketika Musa memperbolehkan membuat surat cerai, ini sudah merupakan ‘kemajuan’ kondisi sosial yang memperhatikan martabat pihak wanita. Sebab pada saat suaminya ‘mengusir’nya, ia dapat memperoleh kebebasan.
Namun Yesus mengembalikan ajaran ini kepada hakekat perkawinan seperti yang ditentukan Allah dari semula, pada awal penciptaan dunia. “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.” (Kej 2:24). Allah telah menentukan sejak semula, bahwa kesatuan perkawinan tidak terceraikan. Pengajaran Magisterium Gereja Katolik menjaga dan mempertahankan ajaran ini dalam banyak dokumen (Konsili Florence, Pro Armeniis; Konsili Trente, De Sacram. matr; Pius XI, Casti connubii; Konsili Vatikan II, Gaudium et Spes, dll)
10: 2
Dalam hukum Musa, Ul 24:1-4, Musa memang memperbolehkan perceraian, “Apabila seseorang mengambil seorang perempuan dan menjadi suaminya, dan jika kemudian ia tidak menyukai lagi perempuan itu, sebab didapatinya yang tidak senonoh padanya, lalu ia menulis surat cerai …. sesudah itu menyuruh dia pergi dari rumahnya…” Dengan demikian ikatan perkawinan dikatakan putus, dan kedua pihak dapat menikah lagi. Meskipun orang-orang Yahudi setuju bahwa perceraian diizinkan, mereka tidak sepakat akan interpretasi perkataan ‘didapatinya tidak senonoh’, yang dapat menjadi alasan bagi suaminya untuk menceraikannya. Kelompok Shammai menyebutkan perzinahan sebagai satu-satunya alasan, sedangkan kelompok Hillel memperbolehkan alasan- alasan yang lain. Orang-orang Farisi mengetahui hal ini dan ingin menjebak Yesus, supaya Yesus membuat kontradiksi dengan ajaran hukum Taurat Musa ini.
10: 3-5
Yesus mengetahui maksud jahat orang-orang Farisi ini. Ia juga mengetahui bahwa Musa memperbolehkan perceraian justru untuk melindungi hak dan martabat kaum wanita. Peraturan Musa ini bukan untuk mendorong/ memberi hak istimewa kepada orang Yahudi untuk menceraikan istrinya. Perceraian pada jaman nabi Musa diizinkan demi mentolerir suatu kesalahan karena kekerasan hati mereka. Maka perceraian tidak pernah sesuai dengan rencana awal Allah Bapa saat menciptakan laki-laki dan perempuan.
10: 6-9
Rencana Tuhan untuk perkawinan manusia dinyatakan dalam kitab Kej 1:27 dan 2:24. Ikatan laki-laki dan perempuan itu nyata dan tetap seperti ikatan yang mempersatukan anggota keluarga. Di tengah dunia yang berpikir bahwa mengikatkan diri pada satu orang sepanjang hidup sebagai sesuatu yang sulit atau bahkan tidak mungkin; kita harus berani mengabarkan Kabar Gembira, bahwa hal itu mungkin dan dapat terjadi, sebab memang demikianlah yang menjadi rencana Tuhan terhadap perkawinan yang mempunyai dasar dan kekuatan di dalam Kristus (lih. Ef 5:25).
Perkawinan berakar dari kasih penyerahan diri secara total antara suami dan istri dan diarahkan untuk kebaikan anak-anak yang dipercayakan oleh Tuhan kepada mereka, dan oleh karena itu Allah menghendaki agar perkawinan tidak terceraikan. Tuhan berkehendak agar perkawinan menjadi buah, tanda, dan persyaratan dari kasih setia yang absolut Tuhan berikan kepada manusia, dan yang Yesus berikan kepada Gereja-Nya.
Kristus memperbaharui dan mengembalikan makna perkawinan seperti yang direncanakan Allah dari semula. Perkawinan yang diangkat oleh Yesus menjadi sakramen, memberikan kepada pasangan suami istri sebuah hati yang baru yang dapat mengatasi ‘kekerasan hati’ (Mat 19:8). Kristus adalah “ya” bagi semua janji Allah (2 Kor 1:20) dan pasangan suami istri diajak untuk mengambil bagian di dalam realisasi dari kesetiaan kasih Allah kepada manusia dengan juga mengatakan “ya” pada janji perkawinan. Maka dengan ikatan perkawinan yang tak terceraikan ini, pasangan Kristiani mengambil bagian dalam ikatan kasih yang tak terceraikan antara Kristus dengan Mempelai-Nya, yaitu Gereja-Nya, yang dikasihi-Nya sampai akhir (lih. Yoh 13:1)
Paus Yohanes Paulus II mengajarkan, “Untuk memberi kesaksian tentang nilai yang tak terhingga dari perkawinan yang tak terceraikan dan kesetiaan perkawinan adalah salah satu dari tugas-tugas yang paling berharga dan paling genting bagi para pasangan Kristiani di masa sekarang ini.” (Familiaris Consortio, 20)
10:10-12
Di sini Yesus menjelaskan kepada para murid-Nya yang mungkin terkejut akan pengajaran yang bertentangan dengan ajaran yang pada saat itu diterima oleh semua orang Yahudi. Yesus mengajarkan bahwa tidak satupun pihak (baik istri maupun suami) yang mempunyai hak untuk menikah lagi setelah berpisah.
Inilah yang sampai sekarang ini dipegang oleh Gereja Katolik, bahwa jika perkawinan yang dilakukan itu sah (tidak ada cacat konsensus, tidak ada halangan pernikahan dan perkawinan sesuai dilakukan dengan ketentuan kanonik), maka jika suatu saat kedua pihak memutuskan untuk berpisah, kedua pihak tidak dapat menikah lagi. Namun ada kalanya, setelah dilakukan pemeriksaan dari pihak tribunal Gereja (yang didahului permohonan dari pihak pasangan/ salah satu pasangan), dapat ditemukan adanya: 1) cacat konsensus 2) halangan/ ketidakmampuan seseorang untuk menikah, ataupun 3) perkawinan yang dilakukan tidak sesuai dengan ketentuan kanonik, sehingga perkawinan dapat dianggap tidak sah. Inilah yang disebut sebagai Anulasi (annulment) dalam Gereja Katolik. Maka anulasi tidak sama dengan perceraian, tetapi pernyataan dari pihak tribunal keuskupan bahwa perkawinan tersebut tidak sah dari awalnya, yang disebabkan oleh adanya ketiga hal tersebut yang terjadi sebelum dan pada saat dibuatnya kesepakatan nikah (jadi bukan berdasarkan kejadian-kejadian negatif yang baru terjadi sesudah kesepakatan perkawinan). Jika permohonan anulasi dikabulkan, artinya di mata Gereja perkawinan tersebut tidak sah, sehingga kedua pihak dapat menikah lagi, tentu harapannya kali ini dilakukan dengan sah, dan dengan demikian tidak terceraikan.
Demikianlah yang dapat saya tuliskan tentang perikop Mrk 10:1-12. Semoga dapat dipahami, bahwa pada dasarnya kehendak Tuhan bagi perkawinan adalah satu suami satu istri, yang setia satu sama lain dan tidak terceraikan seumur hidup. Sebab Allah menghendaki agar perkawinan menjadi tanda lambang kasih-Nya kepada manusia, dan melalui perkawinan manusia mengambil bagian dalam kesetiaan kasih-Nya kepada manusia, yang juga tetap selamanya.
Sumber:
http://www.katolisitas.org/tentang-perkawinan-tak-terceraikan-mrk-101-12/
Perikop Markus 10:1-12 sebenarnya ingin menjelaskan ajaran Yesus tentang Perkawinan yang tidak terceraikan (walaupun di judul perikop dalam Alkitab LAI, ditulis: “Perceraian”). Berikut ini saya sarikan apa yang tertulis dalam Navarre Bible, dan A Catholic Commentary on Holy Scripture, ed. Dom Orchard, OSB:
Secara umum ayat Mrk 10:1-12:
Perikop ini sebenarnya menggambarkan bagaimana para orang Farisi ingin menjebak Yesus dengan pertanyaan- pertanyaan supaya Yesus didapatkan oleh mereka menentang hukum Taurat Musa. Namun Yesus yang adalah Putera Allah, mempunyai pengertian yang sempurna tentang hukum Taurat Musa, dan bagaimana sampai Musa mengeluarkan ketentuan yang memperbolehkan perceraian. Musa memperbolehkan perceraian, karena kekerasan hati bangsa Israel yang pada masa dahulu memang menganggap wanita sebagai warga kelas rendah, bahkan seperti budak, hampir seperti binatang. Maka Musa melindungi hak martabat wanita dari perlakuan semacam ini, sebab seandainya wanita tersebut dimadu, tentu kondisinya lebih buruk lagi. Maka ketika Musa memperbolehkan membuat surat cerai, ini sudah merupakan ‘kemajuan’ kondisi sosial yang memperhatikan martabat pihak wanita. Sebab pada saat suaminya ‘mengusir’nya, ia dapat memperoleh kebebasan.
Namun Yesus mengembalikan ajaran ini kepada hakekat perkawinan seperti yang ditentukan Allah dari semula, pada awal penciptaan dunia. “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.” (Kej 2:24). Allah telah menentukan sejak semula, bahwa kesatuan perkawinan tidak terceraikan. Pengajaran Magisterium Gereja Katolik menjaga dan mempertahankan ajaran ini dalam banyak dokumen (Konsili Florence, Pro Armeniis; Konsili Trente, De Sacram. matr; Pius XI, Casti connubii; Konsili Vatikan II, Gaudium et Spes, dll)
10: 2
Dalam hukum Musa, Ul 24:1-4, Musa memang memperbolehkan perceraian, “Apabila seseorang mengambil seorang perempuan dan menjadi suaminya, dan jika kemudian ia tidak menyukai lagi perempuan itu, sebab didapatinya yang tidak senonoh padanya, lalu ia menulis surat cerai …. sesudah itu menyuruh dia pergi dari rumahnya…” Dengan demikian ikatan perkawinan dikatakan putus, dan kedua pihak dapat menikah lagi. Meskipun orang-orang Yahudi setuju bahwa perceraian diizinkan, mereka tidak sepakat akan interpretasi perkataan ‘didapatinya tidak senonoh’, yang dapat menjadi alasan bagi suaminya untuk menceraikannya. Kelompok Shammai menyebutkan perzinahan sebagai satu-satunya alasan, sedangkan kelompok Hillel memperbolehkan alasan- alasan yang lain. Orang-orang Farisi mengetahui hal ini dan ingin menjebak Yesus, supaya Yesus membuat kontradiksi dengan ajaran hukum Taurat Musa ini.
10: 3-5
Yesus mengetahui maksud jahat orang-orang Farisi ini. Ia juga mengetahui bahwa Musa memperbolehkan perceraian justru untuk melindungi hak dan martabat kaum wanita. Peraturan Musa ini bukan untuk mendorong/ memberi hak istimewa kepada orang Yahudi untuk menceraikan istrinya. Perceraian pada jaman nabi Musa diizinkan demi mentolerir suatu kesalahan karena kekerasan hati mereka. Maka perceraian tidak pernah sesuai dengan rencana awal Allah Bapa saat menciptakan laki-laki dan perempuan.
10: 6-9
Rencana Tuhan untuk perkawinan manusia dinyatakan dalam kitab Kej 1:27 dan 2:24. Ikatan laki-laki dan perempuan itu nyata dan tetap seperti ikatan yang mempersatukan anggota keluarga. Di tengah dunia yang berpikir bahwa mengikatkan diri pada satu orang sepanjang hidup sebagai sesuatu yang sulit atau bahkan tidak mungkin; kita harus berani mengabarkan Kabar Gembira, bahwa hal itu mungkin dan dapat terjadi, sebab memang demikianlah yang menjadi rencana Tuhan terhadap perkawinan yang mempunyai dasar dan kekuatan di dalam Kristus (lih. Ef 5:25).
Perkawinan berakar dari kasih penyerahan diri secara total antara suami dan istri dan diarahkan untuk kebaikan anak-anak yang dipercayakan oleh Tuhan kepada mereka, dan oleh karena itu Allah menghendaki agar perkawinan tidak terceraikan. Tuhan berkehendak agar perkawinan menjadi buah, tanda, dan persyaratan dari kasih setia yang absolut Tuhan berikan kepada manusia, dan yang Yesus berikan kepada Gereja-Nya.
Kristus memperbaharui dan mengembalikan makna perkawinan seperti yang direncanakan Allah dari semula. Perkawinan yang diangkat oleh Yesus menjadi sakramen, memberikan kepada pasangan suami istri sebuah hati yang baru yang dapat mengatasi ‘kekerasan hati’ (Mat 19:8). Kristus adalah “ya” bagi semua janji Allah (2 Kor 1:20) dan pasangan suami istri diajak untuk mengambil bagian di dalam realisasi dari kesetiaan kasih Allah kepada manusia dengan juga mengatakan “ya” pada janji perkawinan. Maka dengan ikatan perkawinan yang tak terceraikan ini, pasangan Kristiani mengambil bagian dalam ikatan kasih yang tak terceraikan antara Kristus dengan Mempelai-Nya, yaitu Gereja-Nya, yang dikasihi-Nya sampai akhir (lih. Yoh 13:1)
Paus Yohanes Paulus II mengajarkan, “Untuk memberi kesaksian tentang nilai yang tak terhingga dari perkawinan yang tak terceraikan dan kesetiaan perkawinan adalah salah satu dari tugas-tugas yang paling berharga dan paling genting bagi para pasangan Kristiani di masa sekarang ini.” (Familiaris Consortio, 20)
10:10-12
Di sini Yesus menjelaskan kepada para murid-Nya yang mungkin terkejut akan pengajaran yang bertentangan dengan ajaran yang pada saat itu diterima oleh semua orang Yahudi. Yesus mengajarkan bahwa tidak satupun pihak (baik istri maupun suami) yang mempunyai hak untuk menikah lagi setelah berpisah.
Inilah yang sampai sekarang ini dipegang oleh Gereja Katolik, bahwa jika perkawinan yang dilakukan itu sah (tidak ada cacat konsensus, tidak ada halangan pernikahan dan perkawinan sesuai dilakukan dengan ketentuan kanonik), maka jika suatu saat kedua pihak memutuskan untuk berpisah, kedua pihak tidak dapat menikah lagi. Namun ada kalanya, setelah dilakukan pemeriksaan dari pihak tribunal Gereja (yang didahului permohonan dari pihak pasangan/ salah satu pasangan), dapat ditemukan adanya: 1) cacat konsensus 2) halangan/ ketidakmampuan seseorang untuk menikah, ataupun 3) perkawinan yang dilakukan tidak sesuai dengan ketentuan kanonik, sehingga perkawinan dapat dianggap tidak sah. Inilah yang disebut sebagai Anulasi (annulment) dalam Gereja Katolik. Maka anulasi tidak sama dengan perceraian, tetapi pernyataan dari pihak tribunal keuskupan bahwa perkawinan tersebut tidak sah dari awalnya, yang disebabkan oleh adanya ketiga hal tersebut yang terjadi sebelum dan pada saat dibuatnya kesepakatan nikah (jadi bukan berdasarkan kejadian-kejadian negatif yang baru terjadi sesudah kesepakatan perkawinan). Jika permohonan anulasi dikabulkan, artinya di mata Gereja perkawinan tersebut tidak sah, sehingga kedua pihak dapat menikah lagi, tentu harapannya kali ini dilakukan dengan sah, dan dengan demikian tidak terceraikan.
Demikianlah yang dapat saya tuliskan tentang perikop Mrk 10:1-12. Semoga dapat dipahami, bahwa pada dasarnya kehendak Tuhan bagi perkawinan adalah satu suami satu istri, yang setia satu sama lain dan tidak terceraikan seumur hidup. Sebab Allah menghendaki agar perkawinan menjadi tanda lambang kasih-Nya kepada manusia, dan melalui perkawinan manusia mengambil bagian dalam kesetiaan kasih-Nya kepada manusia, yang juga tetap selamanya.
Sumber:
http://www.katolisitas.org/tentang-perkawinan-tak-terceraikan-mrk-101-12/
BELAJAR LITURGI
BELAJAR LITURGI
▼ORGENK - BHARAWANA
MUSIK LITURGI
Musik Liturgi adalah musik yang digunakan untuk ibadat / liturgi, mempunyai kedudukan yang integral dalam ibadat, serta mengabdi pada kepentingan ibadat. Dalam Sacrosanctom Concilium (SC) art. 112 dikatakan: “Musik Liturgi semakin suci, bila semakin erat berhubungan dengan upacara ibadat, entah dengan mengungkapkan doa-doa secara lebih mengena, entah dengan memupuk kesatuan hati, entah dengan memperkaya upacara suci dengan kemeriahan yang lebih semarak.”
Musik / nyanyian liturgi mengabdi pada partisipasi umat dalam ibadat, seperti yang diuraikan dalam SC art. 114: “Khazanah musik liturgi hendaknya dilestarikan dan dikembangkan secermat mungkin . … Para uskup dan para gembala jiwa lainnya hendaknya berusaha dengan tekun, supaya pada setiap upacara liturgi yang dinyanyikan segenap jemaat beriman dapat ikut serta secara aktif dengan membawakan bagian yang diperuntukkan bagi mereka.”
Musik Rohani adalah musik yang sengaja diciptakan untuk keperluan diluar ibadat liturgi, misalnya: pertemuan mudika, arisan-arisan, rekreasi, pelatihan, pentas musik rohani, rekaman, sinetron, nongkrong di cafΓ© bahkan sampai dengan usaha membentuk suasana rohani di rumah (definisi lebih detail dapat dilihat di bawah: Perbandingan antara musik liturgi, musik pop rohani dan musik profan)
KEDUDUKAN MUSIK LITURGI
Musik liturgi memiliki fungsi dan kedudukan yang jelas dalam ibadat,
Nyanyian Pembukaan ,
tujuannya adalah membuka misa, membina kesatuan umat yang berhimpun, mengantar masuk ke dalam misteri masa liturgi atau pesta yang dirayakan, dan mengiringi perarakan imam beserta pembantu-pembantunya (Pedoman Umum Misale Romawi baru / PUMR no. 47-48) .
Nyanyian Tuhan Kasihanilah Kami
sifatnya adalah berseru kepada Tuhan dan memohon belaskasihannya. Teks liturgi yang resmi adalah:
1. seruan “Tuhan kasihanilah kami” dibawakan oleh imam / solis dan diulang satu kali oleh umat,
2. seruan “Kristus kasihanilah kami” dibawakan oleh imam / solis dan diulang satu kali oleh umat,
3. seruan “Tuhan kasihanilah kami” dibawakan oleh imam / solis dan diulang satu kali oleh umat (PUMR no. 52).
Madah Kemuliaan
kemuliaan adalah madah yang sangat dihormati dari zaman Kristen kuno. Lewat madah ini Gereja yang berkumpul atas dorongan Roh Kudus memuji Allah Bapa dan Anak domba Allah, serta memohon belas kasihan-Nya. Teks madah ini tidak boleh diganti dengan teks lain, juga tidak boleh ditambahi atau dikurangi, atau ditafsirkan dengan gagasan yang lain (PUMR no. 53).
Nyanyian Mazmur Tanggapan
merupakan unsur pokok dalam Liturgi Sabda. Mazmur Tanggapan memiliki makna liturgis serta pastoral yang penting karena menopang permenungan atas Sabda Allah (Bacaan I dari Kitab Suci Perjanjian Lama). Mazmur Tanggapan biasanya diambil dari buku Bacaan Misa (Lectionarium), para petugas / pemazmur biasanya menggunakan buku resmi “Mazmur Tanggapan dan Alleluya Tahun ABC”.
Nyanyian Ayat Pengantar Injil / Alleluya ,
dengan aklamasi Ayat Pengantar Injil ini jemaat beriman menyambut dan menyapa Tuhan yang siap bersabda kepada mereka dalam Injil, dan sekaligus menyatakan iman (PUMR no. 62).
Nyanyian Aku Percaya (fakultatif, maksudnya boleh tidak dinyanyikan):
seluruh umat yang berhimpun dapat menanggapi sabda Allah yang dimaklumkan dari Alkitab dan dijelaskan dalam homili. Dengan melafalkan kebenaran-kebenaran iman lewat rumus yang disahkan untuk penggunaan liturgis, umat mengingat kembali dan mengakui pokok-pokok misteri iman sebelum mereka merayakannya dalam Liturgi Ekaristi. Oleh karenanya tidak diperbolehkan menggantinya dengan teks lain (PUMR no. 67-68)
Nyanyian Persiapan Persembahan
tujuannya untuk mengiringi perarakan persembahan, maka digunakan nyanyian dengan tema persembahan. Kalau tidak ada perarakan persembahan, tidak perlu ada nyanyian (PUMR no. 74).
NYANYIAN KUDUS
adalah nyanyian partisipasi umat dalam Doa Syukur Agung. Nyanyian Kudus harus diambil dari buku teks resmi (TPE) (PUMR no. 78 b) .
Nyanyian Bapa Kami
tujuannya adalah untuk mohon rezeki sehari-hari (roti Ekaristi), mohon pengampunan dosa, supaya anugerah kudus itu diberikan kepada umat yang kudus. Teks Bapa Kami harus diambil dari buku teks misa resmi (TPE) bukan dari teks yang asal-asalan atau teks liar (PUMR no. 85)
Nyanyian Anak Domba Allah
tujuannya adalah untuk mengiringi pemecahan roti dengan teks misa resmi sbb: “Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia, kasihanilah kami (2 X). Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia, berilah kami damai.” (PUMR no. 83)
Nyanyian Komuni
tujuannya adalah:
1. agar umat secara batin bersatu dalam komuni juga menyatakan persatuannya secara lahiriah dalam nyanyian bersama,
2. menunjukkan kegembiraan hati,
3. menggarisbawahi corak “jemaat” dari perarakan komuni.
Maka lagu komuni harus bertemakan komuni / tubuh dan darah Kristus, tidak boleh menyanyikan lagu untuk orang kudus / Maria, Tanah Air, panggilan – pengutusan, atau yang lain (PUMR no. 86)
Nyanyian Madah Pujian (sesudah Komuni)
dimaksudkan sebagai ungkapan syukur atas santapan yang diterima yaitu tubuh (dan darah) Kristus sebagai keselamatan kekal bagi manusia (PUMR no. 88).
Nyanyian Penutup
bertujuan untuk mengantar imam dan para pembantu-pembantunya meninggalkan altar dan menuju ke sakristi.
Sedangkan musik rohani / pop rohani tidak memiliki tujuan-tujuan seperti di atas, kalaupun ada yang menggunakannya dalam misa itu artinya dipaksakan . Lebih jelas dapat Anda lihat dalam buku “Kidung Syukur” yang beredar di Keuskupan Agung Jakarta , banyak
lagu pop rohani yang dipaksakan menjadi lagu liturgi . Misalnya lagu “You rise me up” , "The Prayer", "She Wears My Ring" , dll mari kita lihat bersama:
siapa yang dimaksud dengan “you” dalam syair lagu “You rise me up”? Yesus Kristus? Tidak, karena memang tidak ada satu katapun mengenai Yesus. Kalau kata “you” yang dimaksudkan adalah untuk Yesus mengapa diungkapkan secara samar-samar?
lagu ini sangat individual yang justru sangat bertentangan dengan liturgi Gereja yang eklesial
mengapa harus berbahasa Inggris? Apakah umat yang sederhana dan tidak mengerti bahasa Inggris bisa menghayati lagu tersebut? Apakah dengan lagu yang branded, Tuhan akan selalu mengabulkan permohonan kita, karena sudah pasti terjamin mutunya?
Kesimpulannya lagu ini tidak bisa dimasukkan dalam Liturgi, karena tidak berhubungan erat dengan upacara ibadat, tidak mengungkapkan doa-doa secara lebih mengena, dengan syair yang sangat individual lagu ini tidak memupuk kesatuan hati umat beriman yang sedang beribadat. Kesimpulan ini berlaku bagi semua lagu pop rohani yang beredar di kalangan umat, karena musik rohani memang tidak liturgis, tidak memiliki fungsi dan kedudukan yang jelas dalam ibadat. Dengan kata lain semua lagu pop rohani / musik rohani jelas-jelas bertentangan dengan isi Konstitusi Liturgi (SC) art. 112
Ada 2 dokumen utama yang dijadikan dasar hukum untuk mengatur masalah musik dalam liturgi, yaitu :
SC (Sacrosanctum Concilium) disahkan pada tanggal 4 Desember 1963 Paus Paulus VI)
MS (Musicam Sacram) disahkan pada tanggal 5 Maret 1967 dalam Kongregasi untuk Ibadat Ilahi )
Aneka ragam pola musik diperbolehkan dalam liturgi. Untuk itu, insan musik gereja harus menanggapi secara kreatif dan bertanggung jawab untuk mengembangkan musik baru dalam liturgi masa kini
Awalnya terdapat dua pola dalam menyanyikan misa yaitu :
Misa Latin:
misa meriah di mana ordinarium + proprium dinyanyikan
misa sederhana dimana hanya 4 nyanyian misalnya Pembukaan, Persembahan, Komuni dan Penutup
Misa tanpa nyanyian (tanpa satu lagupun) atau dengan penuh nyanyian (seluruh misa dinyanyikan…Misa ini dianggap tidak cukup membantu untuk liturgi masa kini
Sejalan dengan perkembangan jaman, kini banyak bagian Misa yang boleh dinyanyikan, baik oleh pemimpin ataupun jemaat. Resiko dari perkembangan ini, terutama insan musik harus memahami hakikat dan fungsi dari setiap bagian misa tersebut.
MUSIK LITURGI GEREJA KATOLIK ROMA
Musik liturgi adalah Musik yang digubah untuk perayaan liturgi suci di mana dari segi bentuknya memiliki suatu bobot kudus tertentu seperti contohnya Kategori: Gregorian, polifoni suci, musik liturgi untuk organ/alat musik yang sah, musik liturgi rakyat. (MS 4 )
Dari pengertian itulah, dalam SC 121 diberikan batasan tentang musik liturgi sejati yang harus memiliki ciri :
Bisa untuk paduan suara besar atau kelompok koor kecil
Memiliki peluang untuk partisipasi aktif umat (lagu sudah dikenal umat)
Syair harus selaras dengan ajaran Katolik; ditimba dari Alkitab dan sumber-sumber liturgi.
TUJUAN DAN FUNGSI MUSIK LITURGI
Tujuan utama dan fungsi dari musik dalam liturgi adalah :
“Doa diungkapkan secara lebih menarik (dekoratif) sehingga Misteri liturgi, yang sedari hakikatnya bersifat hirarkis dan jemaat, dinyatakan secara lebih jelas (diferensiatif)” (MS 5)
Kesatuan hati dapat dicapai secara lebih berkat perpaduan suara (unitatif)
Hati lebih mudah dibangkitkan ke arah hal-hal surgawi berkat keindahan upacara kudus (transendental)
Seluruh perayaan dengan lebih jelas mem’pralambangkan liturgi yang dilaksanakan di kota suci Yerusalem baru (eskatologis).
Dari situ, music dalam liturgy perlu diatur dan ditata, sebagaimana dalam disebutkan dalam MS 6 yaitu :
Pengaturan perayaan liturgis secara tepat menuntut pembagian yang tepat dan penampilan fungsi-fungsi tertentu
Bagian-bagian yang sedari hakikatnya menuntut nyanyian, hendaknya dinyanyikan dengan mempergunakan jenis serta bentuk musik yang selaras dengan corak khasnya
KRITERIA MUTU UNTUK MUSIK LITURGI
MS 9 :
Diperhitungkan kemampuan mereka yang harus menyanyikannya-Sesuai dengan jiwa perayaan liturgis itu sendiri
Selaras dengan hakikat bagian setiap bagian dan tidak menghalangi partisipasi aktif dari umat
MS 10 :
Selayaknya bentuk perayaan dan tingkat partisipasinya bervariasi sebanyak mungkin-Sesuai dengan kemeriahan pesta dan keadaan umat yang hadir.
MS 11 :
Kemeriahan sejati liturgi :
Tidak tergantung semata-mata pada indahnya nyanyian atau bagusnya upacara, melainkan pada makna dan perayaan yang memperhitungkan keterpaduan perayaan liturgis dan pelaksanaan setiap bagian sesuai ciri-ciri khasnya. Bertentangan jika ada bagian yang dihilangkan, diubah, atau dibawakan dengan tidak semestinya
ALAT MUSIK LITURGI
Alat musik yang dipergunakan dalam liturgi memiliki manfaat sebagai berikut (MS 62) :
Mengiringi lagu-lagu (=berfungsi sebagai rhytm section untuk mengiringi nyanyian…jadi tidak mendominasi nyanyian itu dengan suara hingar bingarnya)
Permainan instrumental tunggal (=ada saat-saat umat membutuhkan konsentrasi batin, sehingga dibutuhkan instrumental untuk membantunya dengan memainkan instrumental lagu yang sesuai dengan kondisi itu)
Perkembangan inovasi dari alat musik dirasakan begitu pesat, bahkan pada akhirnya orang sering bingung dengan suara asli alat musik tersebut sebenarnya seperti apa, karena begitu banyak sound effect yang bisa digunakan oleh para musisi. Untuk itu Gereja Katolik merasa perlu untuk memberi batasan alat musik yang layak digunakan dalam liturgi untuk memberi batasan yang tebal antara Suasana Liturgi dan Suasana Sekular
SC 120 (~ MS 62)
Orgel pipa adalah alat musik yang dianggap bisa memberikan kesan Agung dari suara yang dikeluarkannya, untuk itu Gereja menganggap orgel sebagai alat musik yang paling diharapkan digunakan oleh Gereja.
Alat musik lain dapat juga dipakai asal sesuai dan dapat disesuaikan dengan:- Fungsi kudusnya- Keanggunan gedung gereja, dan- membantu memantapkan liturgi.
Mengingat Orgel bukanlah barang murah apalagi bagi gereja di Indonesia (Lagu Gereja pada umumnya membutuhkan sedikitnya 8-12 register pipa sedangkan satu register harganya sekitar 60-70 juta coba kalo dikaliin…bangkrut lah…!!!), meskipun Rm A. Sutanta,SJ yang merupakan tokoh musik gereja di Indonesia membuat orgel pipa dengan bahan Bambu untuk pipanya untuk menekan harga dan menggunakan plastik sebagai membran dalam pipanya (orgel asli menggunakan kulit), namun tetap saja harganya jauh lebih mahal dari organ.
Gereja mengeluarkan kebijaksanaan yang memperbolehkan menggunakan Organ maupun keyboard (alternatif terakhir) dengan catatan, register suara yang dipilih sedapat mungkin mendekati suara orgel.
MS 63 :
Untuk izin penggunaan hendaklah diperhitungkan masalah-Kebudayaan dan tradisi masing-masing bangsa-Alat musik yang menurut pendapat umum hanya cocok untuk musik sekular haruslah sama sekali dilarang penggunaannya untuk perayaan liturgis dan devosi umat-Memenuhi tuntutan perayaan liturgis-Menyemarakkan liturgi Memantapkan jemaat.
MS 64 :
Pengunaan alat musik :
1. Dapat merupakan dukungan kepada para penyanyi
2. Memudahkan partisipasi umat-Menciptakan kesatuan hati yang Mendalam antar jemaat
3. Bunyinya tak menenggelamkan suara para penyanyi (kata-kata harus bisa ditangkap)
4. Tak mengiringi bagian yang dibawakan imam/petugas (~ doa)
MS 65 :
Alat musik Dimainkan secara instrumental untuk Misa pada bagian: awal, sebelum imam sampai di altar, pada persiapan persembahan, pada komuni dan akhir perayaan.
MS 66 :
Permainan secara instrumental tidak diizinkan dalam masa: Adven, Prapaskah, Trihari Suci, dan dalam Ofisi/Misa Arwah
Intinya sekali lagi Jangan kita jadikan Misa sebagai sarana Pertunjukkan yang semata-mata untuk kepuasan kita saja atau beberapa gelintir orang.
▼ORGENK - BHARAWANA
Musik Liturgi adalah musik yang digunakan untuk ibadat / liturgi, mempunyai kedudukan yang integral dalam ibadat, serta mengabdi pada kepentingan ibadat. Dalam Sacrosanctom Concilium (SC) art. 112 dikatakan: “Musik Liturgi semakin suci, bila semakin erat berhubungan dengan upacara ibadat, entah dengan mengungkapkan doa-doa secara lebih mengena, entah dengan memupuk kesatuan hati, entah dengan memperkaya upacara suci dengan kemeriahan yang lebih semarak.”
Musik / nyanyian liturgi mengabdi pada partisipasi umat dalam ibadat, seperti yang diuraikan dalam SC art. 114: “Khazanah musik liturgi hendaknya dilestarikan dan dikembangkan secermat mungkin . … Para uskup dan para gembala jiwa lainnya hendaknya berusaha dengan tekun, supaya pada setiap upacara liturgi yang dinyanyikan segenap jemaat beriman dapat ikut serta secara aktif dengan membawakan bagian yang diperuntukkan bagi mereka.”
Musik Rohani adalah musik yang sengaja diciptakan untuk keperluan diluar ibadat liturgi, misalnya: pertemuan mudika, arisan-arisan, rekreasi, pelatihan, pentas musik rohani, rekaman, sinetron, nongkrong di cafΓ© bahkan sampai dengan usaha membentuk suasana rohani di rumah (definisi lebih detail dapat dilihat di bawah: Perbandingan antara musik liturgi, musik pop rohani dan musik profan)
KEDUDUKAN MUSIK LITURGI
Musik liturgi memiliki fungsi dan kedudukan yang jelas dalam ibadat,
Nyanyian Pembukaan ,
tujuannya adalah membuka misa, membina kesatuan umat yang berhimpun, mengantar masuk ke dalam misteri masa liturgi atau pesta yang dirayakan, dan mengiringi perarakan imam beserta pembantu-pembantunya (Pedoman Umum Misale Romawi baru / PUMR no. 47-48) .
Nyanyian Tuhan Kasihanilah Kami
sifatnya adalah berseru kepada Tuhan dan memohon belaskasihannya. Teks liturgi yang resmi adalah:
1. seruan “Tuhan kasihanilah kami” dibawakan oleh imam / solis dan diulang satu kali oleh umat,
2. seruan “Kristus kasihanilah kami” dibawakan oleh imam / solis dan diulang satu kali oleh umat,
3. seruan “Tuhan kasihanilah kami” dibawakan oleh imam / solis dan diulang satu kali oleh umat (PUMR no. 52).
Madah Kemuliaan
kemuliaan adalah madah yang sangat dihormati dari zaman Kristen kuno. Lewat madah ini Gereja yang berkumpul atas dorongan Roh Kudus memuji Allah Bapa dan Anak domba Allah, serta memohon belas kasihan-Nya. Teks madah ini tidak boleh diganti dengan teks lain, juga tidak boleh ditambahi atau dikurangi, atau ditafsirkan dengan gagasan yang lain (PUMR no. 53).
Nyanyian Mazmur Tanggapan
merupakan unsur pokok dalam Liturgi Sabda. Mazmur Tanggapan memiliki makna liturgis serta pastoral yang penting karena menopang permenungan atas Sabda Allah (Bacaan I dari Kitab Suci Perjanjian Lama). Mazmur Tanggapan biasanya diambil dari buku Bacaan Misa (Lectionarium), para petugas / pemazmur biasanya menggunakan buku resmi “Mazmur Tanggapan dan Alleluya Tahun ABC”.
Nyanyian Ayat Pengantar Injil / Alleluya ,
dengan aklamasi Ayat Pengantar Injil ini jemaat beriman menyambut dan menyapa Tuhan yang siap bersabda kepada mereka dalam Injil, dan sekaligus menyatakan iman (PUMR no. 62).
Nyanyian Aku Percaya (fakultatif, maksudnya boleh tidak dinyanyikan):
seluruh umat yang berhimpun dapat menanggapi sabda Allah yang dimaklumkan dari Alkitab dan dijelaskan dalam homili. Dengan melafalkan kebenaran-kebenaran iman lewat rumus yang disahkan untuk penggunaan liturgis, umat mengingat kembali dan mengakui pokok-pokok misteri iman sebelum mereka merayakannya dalam Liturgi Ekaristi. Oleh karenanya tidak diperbolehkan menggantinya dengan teks lain (PUMR no. 67-68)
Nyanyian Persiapan Persembahan
tujuannya untuk mengiringi perarakan persembahan, maka digunakan nyanyian dengan tema persembahan. Kalau tidak ada perarakan persembahan, tidak perlu ada nyanyian (PUMR no. 74).
NYANYIAN KUDUS
adalah nyanyian partisipasi umat dalam Doa Syukur Agung. Nyanyian Kudus harus diambil dari buku teks resmi (TPE) (PUMR no. 78 b) .
Nyanyian Bapa Kami
tujuannya adalah untuk mohon rezeki sehari-hari (roti Ekaristi), mohon pengampunan dosa, supaya anugerah kudus itu diberikan kepada umat yang kudus. Teks Bapa Kami harus diambil dari buku teks misa resmi (TPE) bukan dari teks yang asal-asalan atau teks liar (PUMR no. 85)
Nyanyian Anak Domba Allah
tujuannya adalah untuk mengiringi pemecahan roti dengan teks misa resmi sbb: “Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia, kasihanilah kami (2 X). Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia, berilah kami damai.” (PUMR no. 83)
Nyanyian Komuni
tujuannya adalah:
1. agar umat secara batin bersatu dalam komuni juga menyatakan persatuannya secara lahiriah dalam nyanyian bersama,
2. menunjukkan kegembiraan hati,
3. menggarisbawahi corak “jemaat” dari perarakan komuni.
Maka lagu komuni harus bertemakan komuni / tubuh dan darah Kristus, tidak boleh menyanyikan lagu untuk orang kudus / Maria, Tanah Air, panggilan – pengutusan, atau yang lain (PUMR no. 86)
Nyanyian Madah Pujian (sesudah Komuni)
dimaksudkan sebagai ungkapan syukur atas santapan yang diterima yaitu tubuh (dan darah) Kristus sebagai keselamatan kekal bagi manusia (PUMR no. 88).
Nyanyian Penutup
bertujuan untuk mengantar imam dan para pembantu-pembantunya meninggalkan altar dan menuju ke sakristi.
Sedangkan musik rohani / pop rohani tidak memiliki tujuan-tujuan seperti di atas, kalaupun ada yang menggunakannya dalam misa itu artinya dipaksakan . Lebih jelas dapat Anda lihat dalam buku “Kidung Syukur” yang beredar di Keuskupan Agung Jakarta , banyak
lagu pop rohani yang dipaksakan menjadi lagu liturgi . Misalnya lagu “You rise me up” , "The Prayer", "She Wears My Ring" , dll mari kita lihat bersama:
siapa yang dimaksud dengan “you” dalam syair lagu “You rise me up”? Yesus Kristus? Tidak, karena memang tidak ada satu katapun mengenai Yesus. Kalau kata “you” yang dimaksudkan adalah untuk Yesus mengapa diungkapkan secara samar-samar?
lagu ini sangat individual yang justru sangat bertentangan dengan liturgi Gereja yang eklesial
mengapa harus berbahasa Inggris? Apakah umat yang sederhana dan tidak mengerti bahasa Inggris bisa menghayati lagu tersebut? Apakah dengan lagu yang branded, Tuhan akan selalu mengabulkan permohonan kita, karena sudah pasti terjamin mutunya?
Kesimpulannya lagu ini tidak bisa dimasukkan dalam Liturgi, karena tidak berhubungan erat dengan upacara ibadat, tidak mengungkapkan doa-doa secara lebih mengena, dengan syair yang sangat individual lagu ini tidak memupuk kesatuan hati umat beriman yang sedang beribadat. Kesimpulan ini berlaku bagi semua lagu pop rohani yang beredar di kalangan umat, karena musik rohani memang tidak liturgis, tidak memiliki fungsi dan kedudukan yang jelas dalam ibadat. Dengan kata lain semua lagu pop rohani / musik rohani jelas-jelas bertentangan dengan isi Konstitusi Liturgi (SC) art. 112
Ada 2 dokumen utama yang dijadikan dasar hukum untuk mengatur masalah musik dalam liturgi, yaitu :
SC (Sacrosanctum Concilium) disahkan pada tanggal 4 Desember 1963 Paus Paulus VI)
MS (Musicam Sacram) disahkan pada tanggal 5 Maret 1967 dalam Kongregasi untuk Ibadat Ilahi )
Aneka ragam pola musik diperbolehkan dalam liturgi. Untuk itu, insan musik gereja harus menanggapi secara kreatif dan bertanggung jawab untuk mengembangkan musik baru dalam liturgi masa kini
Awalnya terdapat dua pola dalam menyanyikan misa yaitu :
Misa Latin:
misa meriah di mana ordinarium + proprium dinyanyikan
misa sederhana dimana hanya 4 nyanyian misalnya Pembukaan, Persembahan, Komuni dan Penutup
Misa tanpa nyanyian (tanpa satu lagupun) atau dengan penuh nyanyian (seluruh misa dinyanyikan…Misa ini dianggap tidak cukup membantu untuk liturgi masa kini
Sejalan dengan perkembangan jaman, kini banyak bagian Misa yang boleh dinyanyikan, baik oleh pemimpin ataupun jemaat. Resiko dari perkembangan ini, terutama insan musik harus memahami hakikat dan fungsi dari setiap bagian misa tersebut.
MUSIK LITURGI GEREJA KATOLIK ROMA
Musik liturgi adalah Musik yang digubah untuk perayaan liturgi suci di mana dari segi bentuknya memiliki suatu bobot kudus tertentu seperti contohnya Kategori: Gregorian, polifoni suci, musik liturgi untuk organ/alat musik yang sah, musik liturgi rakyat. (MS 4 )
Dari pengertian itulah, dalam SC 121 diberikan batasan tentang musik liturgi sejati yang harus memiliki ciri :
Bisa untuk paduan suara besar atau kelompok koor kecil
Memiliki peluang untuk partisipasi aktif umat (lagu sudah dikenal umat)
Syair harus selaras dengan ajaran Katolik; ditimba dari Alkitab dan sumber-sumber liturgi.
TUJUAN DAN FUNGSI MUSIK LITURGI
Tujuan utama dan fungsi dari musik dalam liturgi adalah :
“Doa diungkapkan secara lebih menarik (dekoratif) sehingga Misteri liturgi, yang sedari hakikatnya bersifat hirarkis dan jemaat, dinyatakan secara lebih jelas (diferensiatif)” (MS 5)
Kesatuan hati dapat dicapai secara lebih berkat perpaduan suara (unitatif)
Hati lebih mudah dibangkitkan ke arah hal-hal surgawi berkat keindahan upacara kudus (transendental)
Seluruh perayaan dengan lebih jelas mem’pralambangkan liturgi yang dilaksanakan di kota suci Yerusalem baru (eskatologis).
Dari situ, music dalam liturgy perlu diatur dan ditata, sebagaimana dalam disebutkan dalam MS 6 yaitu :
Pengaturan perayaan liturgis secara tepat menuntut pembagian yang tepat dan penampilan fungsi-fungsi tertentu
Bagian-bagian yang sedari hakikatnya menuntut nyanyian, hendaknya dinyanyikan dengan mempergunakan jenis serta bentuk musik yang selaras dengan corak khasnya
KRITERIA MUTU UNTUK MUSIK LITURGI
MS 9 :
Diperhitungkan kemampuan mereka yang harus menyanyikannya-Sesuai dengan jiwa perayaan liturgis itu sendiri
Selaras dengan hakikat bagian setiap bagian dan tidak menghalangi partisipasi aktif dari umat
MS 10 :
Selayaknya bentuk perayaan dan tingkat partisipasinya bervariasi sebanyak mungkin-Sesuai dengan kemeriahan pesta dan keadaan umat yang hadir.
MS 11 :
Kemeriahan sejati liturgi :
Tidak tergantung semata-mata pada indahnya nyanyian atau bagusnya upacara, melainkan pada makna dan perayaan yang memperhitungkan keterpaduan perayaan liturgis dan pelaksanaan setiap bagian sesuai ciri-ciri khasnya. Bertentangan jika ada bagian yang dihilangkan, diubah, atau dibawakan dengan tidak semestinya
ALAT MUSIK LITURGI
Alat musik yang dipergunakan dalam liturgi memiliki manfaat sebagai berikut (MS 62) :
Mengiringi lagu-lagu (=berfungsi sebagai rhytm section untuk mengiringi nyanyian…jadi tidak mendominasi nyanyian itu dengan suara hingar bingarnya)
Permainan instrumental tunggal (=ada saat-saat umat membutuhkan konsentrasi batin, sehingga dibutuhkan instrumental untuk membantunya dengan memainkan instrumental lagu yang sesuai dengan kondisi itu)
Perkembangan inovasi dari alat musik dirasakan begitu pesat, bahkan pada akhirnya orang sering bingung dengan suara asli alat musik tersebut sebenarnya seperti apa, karena begitu banyak sound effect yang bisa digunakan oleh para musisi. Untuk itu Gereja Katolik merasa perlu untuk memberi batasan alat musik yang layak digunakan dalam liturgi untuk memberi batasan yang tebal antara Suasana Liturgi dan Suasana Sekular
SC 120 (~ MS 62)
Orgel pipa adalah alat musik yang dianggap bisa memberikan kesan Agung dari suara yang dikeluarkannya, untuk itu Gereja menganggap orgel sebagai alat musik yang paling diharapkan digunakan oleh Gereja.
Alat musik lain dapat juga dipakai asal sesuai dan dapat disesuaikan dengan:- Fungsi kudusnya- Keanggunan gedung gereja, dan- membantu memantapkan liturgi.
Mengingat Orgel bukanlah barang murah apalagi bagi gereja di Indonesia (Lagu Gereja pada umumnya membutuhkan sedikitnya 8-12 register pipa sedangkan satu register harganya sekitar 60-70 juta coba kalo dikaliin…bangkrut lah…!!!), meskipun Rm A. Sutanta,SJ yang merupakan tokoh musik gereja di Indonesia membuat orgel pipa dengan bahan Bambu untuk pipanya untuk menekan harga dan menggunakan plastik sebagai membran dalam pipanya (orgel asli menggunakan kulit), namun tetap saja harganya jauh lebih mahal dari organ.
Gereja mengeluarkan kebijaksanaan yang memperbolehkan menggunakan Organ maupun keyboard (alternatif terakhir) dengan catatan, register suara yang dipilih sedapat mungkin mendekati suara orgel.
MS 63 :
Untuk izin penggunaan hendaklah diperhitungkan masalah-Kebudayaan dan tradisi masing-masing bangsa-Alat musik yang menurut pendapat umum hanya cocok untuk musik sekular haruslah sama sekali dilarang penggunaannya untuk perayaan liturgis dan devosi umat-Memenuhi tuntutan perayaan liturgis-Menyemarakkan liturgi Memantapkan jemaat.
MS 64 :
Pengunaan alat musik :
1. Dapat merupakan dukungan kepada para penyanyi
2. Memudahkan partisipasi umat-Menciptakan kesatuan hati yang Mendalam antar jemaat
3. Bunyinya tak menenggelamkan suara para penyanyi (kata-kata harus bisa ditangkap)
4. Tak mengiringi bagian yang dibawakan imam/petugas (~ doa)
MS 65 :
Alat musik Dimainkan secara instrumental untuk Misa pada bagian: awal, sebelum imam sampai di altar, pada persiapan persembahan, pada komuni dan akhir perayaan.
MS 66 :
Permainan secara instrumental tidak diizinkan dalam masa: Adven, Prapaskah, Trihari Suci, dan dalam Ofisi/Misa Arwah
Intinya sekali lagi Jangan kita jadikan Misa sebagai sarana Pertunjukkan yang semata-mata untuk kepuasan kita saja atau beberapa gelintir orang.
Perbedaan Lagu Liturgi dan Rohani serta Musik
Perbedaan antara lagu Liturgi dan Rohani
Lagu Liturgi adalah lagu yang diciptkan khusus untuk liturgi. Lagu Rohani adalah lagu yang diciptakan untuk kegiatan non liturgis seperti pertemuan karismatik, hiburan rohani, lagu pentas dan lain-lain. Pusat Pelatihan Musik Liturgi (PML) memberikan beberapa gambaran perbedaan Lagu Liturgi dan Lagu Rohani sebagai berikut:
Lagu Rohani mirip dengan manisan, dapat dinikmati namun tak cukup untuk memberi makan pada badan kita. Lagu Liturgi mirip dengan makanan bergizi, tidak selalu enak, namun perlu agar badan kita sehat dan kuat.
Lagu Rohani lebih banyak berbicara tentang dirinya sendiri atau situasi manusia daripada ingin mendengar suara Tuhan. Lagu Liturgi mengutamakan Sabda Allah dan menjawabnya dalam melaksanakan kehendak Allah secara nyata.
Lagu Rohani mengutamakan pujian kepada Allah (sering hanya di bibir) tanpa ambil pusing tentang konsekuensinya. Lagu Liturgi berpangkal dari hormat kepada Allah, dari kepentingan Allah (Kerajaan Allah) dan pelaksanaannya.
Lagu Rohani tak jarang termasuk "kitsch" atau seni palsu yang memberi kesan seni namun ternyata murahan. Lagu Liturgi tak jarang merupakan suatu tantangan, lagu dan syair yang kurang enak di telinga merangsang suatu tanggapan dari kita, dan inilah seni yang sejati.
Lagu Rohani praktis selalu berbentuk bait (monolog). Lagu Liturgi memakai juga bentuk sahut-menyahut, aklamasi, bentuk khusus misalanya "Kemuliaan" (dialog.
Pembedaan-pembedaan di atas tentu berdasarkan kriteria. Kriteria-kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
Kriteria Lagu Liturgi:
1. Harus main peranan dalam liturgi, merupakan bagian Liturgi meriah yang penting atau integral. (SC 112).
2. "Adalah Liturgi" atau "mengiringi liturgi".
3. Mengikutsertakan umat karena Liturgi "memupuk kesatuan hati". (SC 113, 114, 121; MS 5, 15, 16)
4. Syair terutama tentan penyelamatan Allah, maka diambil/diolah dari Kitab Suci atau dari teks Liturgi (SC 121).
5. Syair sebagai pegangan untuk hidup sebagai orang Kristen; dipupuk iman para peserta dan hati mereka diangkat kepada Allah, untuk mempersembahkan penghormatan yang wajar kepada-Nya dan menerima rahmat-Nya secara lebih melimpah. (SC 33).
6. Syair lebih penting daripada lagu. (SC 112)
7. Khidmat, bermutu tinggi/seni sejati (Paus Pius X), merupakan kegiatan suci yang sangat istimewa. (SC 7).
8. Bersifat Gerejani ("kami"/"kita") atau dengan kata lain "lagu umat".
9. Liturgi dan lagu liturgi sering "menantang", memuat kejutan, karena Allah memang lain dengan manusia. Perbedaan ini menuntut konsentrasi/serius dan sikap sopan dari manusia.
Kriteria Lagu Rohani:
1. Diciptakan untuk keperluan perorangan/devosi/pentas/pertemuan rohani/pendidikan (Sekolah Minggu) atau sebagai backgroun musik (MS 53).
2. Syair berpangkal dari/dan membahas pengalaman atau perasaan manusia.
3. Syairnya bebas (ungkapan sikap hati).
4. Bersifat perorangan ("aku"/"saya").
5. Tujuan untuk menghibur, melepaskan ketegangan.
6. Dihindari tema yang berat ("salib", "menyangkal diri")
7. Bagus namun sering tak bermutu.
8. Melodi musik lebih penting daripada syair.
9. "The singer" (penyanyi) jauh lebih penting dari pada lagu, "not the song". Dengan kata lain lebih bertujuan untuk komersial.
Kita sadar bahwa pengetahuan akan Liturgi tidaklah sama dan merata untuk seluruh umat. Oleh karena itu perlu diberi penjelasan agar ada keseragaman pengetahuan dalam hal ini. Sering kita melihat dalam Perayaan Ekaristi zaman ini, yang lebih ditonjolkan adalah "paduan suaranya" atau
"kelompok koornya" bukanlah keterlibatan umat dalam liturgi. Jelas ini sangat jauh dari pengertian liturgi yang sesungguhnya. Semoga dengan tulisan ini kita semakin diperkaya lagi terutama bagaimana ber-Liturgi dengan baik.
Selanjutnya perlu diingat bahwa yang harus diperhatikan juga adalah syair dari lagu itu, sebab dikatakan, “Syair-syair bagi nyanyian liturgi hendaknya selaras dengan ajaran Katolik, bahkan terutama hendaklah ditimba dari Kitab suci dan sumber-sumber liturgi.” (SC 121). Maka lagu- lagu yang dinyanyikan dalam liturgi harus mempunyai irama yang membawa ke suasana doa, namun juga syairnya sesuai dengan ajaran Katolik. Sebab prinsip yang dipegang oleh Gereja Katolik adalah “ Lex orandi, lex credendi“: apa yang didoakan adalah apa yang dipercaya/ diimani (lih. KGK 1124). Jadi apa yang dinyanyikan (yaitu doa yang dimadahkan), itu harus menjadi ungkapan kepercayaan iman kita.
Dengan prinsip ini maka lagu-lagu pop dengan syair yang tidak berkaitan dengan iman Katolik atau syair yang tidak sesuai dengan iman Katolik, tidak dapat dinyanyikan di dalam liturgi Gereja Katolik.
Perbedaan musik-nyanyian rohani dan musik-nyanyian liturgi:
Nyanyian rohani:
Digubah oleh komponis dengan maksud untuk dipakai di luar perayaan liturgi. Dari segi maksud tujuannya, musik-nyanyian rohani bukanalah musik-nyanyian liturgi. Jadi sudah sangat jelas sejak awal proses penggarapan musik-nyanyian rohani bahwa tempat untuk nyanyian-musik rohani itu ada di luar pperyaan liturgi.
Karena itu komponisnya tidak terikat pada kaidah-kaidah liturgi dalam komposisinya. Ia lebih bebas dalam mengekspresikan inspirasinya, ia lebih bebas dan fleksibel mencari teks untuk melodi yang ada, sehingga bisa saja teks melayani irama lagu dalam proses penggarapannya. Dalam hal ini teks bisa menjadi sarana untuk menggungkapkan pengalaman yang sangat pribadi, meskipun pengalaman itu barangkali dialami juga oleh banyak orang lain, tetapi titik tolak proses adalah pengalaman pribadinya, maka hasil komposisinya cenderung bertujuan personal-pribadi, demi kepentingan pribadi komponis sebagai titik tolak. Seterusnya yang bertanggungjawab pertama-tama adalah komponisnya, maka untuk menggunakannya di depan umum tidak perlu mendapat ijin dari siapapun selain komponisnya sendiri (bahkan komponisnya bisa membiarkan lagu itu dipakai oleh siapa saja atau kelompok apa saja), dan kalau mau dipublikasikan (dibukukan, dikasetkan-dibuat cd, vcd dan dvd) si komponisnyalah yang bertanggungjawab, nyamanya yang dicantumkan sebagai komponis berarti sebagai orang yang bertanggungjawab dan sekaligus mempunyai hak atas hasil karya ciptaan itu secara hukum. Dengan kata lain, lagu atau nyanyian rohani itu sebenarnya adalah miliknya, meskipun dikenal dan digunakan atau dinyanyikan oleh banyak orang lain.
Nyanyian liturgi:
Digubah oleh komponis dengan maksud untuk digunakan dalam perayaan liturgi. Tujuan khusus ini sudah disadari oleh komponis sejak awal proses penggarapan musik-nyanyian liturgi. Untuk mempermudah prosesnya, biasanya dilakukan kegiatan komposisi ini dalam suatu lokakarya yang diselenggarakan dan dibimbing oleh Gereja (oleh lembaga yang dipercayakan pimpinan Gereja).
Karena itu komponisnya sangat terikat pada kaidah-kaidah liturgi dalam komposisinya. Yang menjadi dasar inspirasinya adalah teks-teks liturgi dan teks-teks biblis (umumnya teks liturgi berdasarkan teks Kitab Suci). Komponis harus mmerenungkan berulang-ulang teks liturgi/biblis untuk mendapat inspirasi melodi lagu yang cocok untuk mengungkapkan isi teks itu. Dalam hal ini teks liturgi-biblis dilayani oleh melodi-musik, dan bukan sebaliknya. Maka kebenaran iman menurut teks yang ada jadi titik tolak inspirasi, dan kebenaran iman itu tidak boleh dikorbankan demi penyesuaian dengan irama lagu. Oleh karena itu teks-teks liturgi-biblis yang kebenaran imannya tidak diragukan, tidak boleh diubah-ubah dalam komposisi lagu liturgi. Gereja menuntut agar teks-teks baku tidak diubah-ubah seenaknya oleh komponis. Maka untuk memastikan sejauh mana hal ini dipatuhi, si komponis harus memberikan hasil karyanya kepada yang berwenang untuk diperiksa, dinilai dan disetujui atau diberi isin resmi supaya dipakai sebagai lagu liturgi. Inilah yang disebut nihil obstat (tak ada yang menyesatkan, diberikan oleh ahli teologi) dan imprimatur (resmi disyahkan, oleh pimpinan Gereja). Buku-buku nyanyian resmi untuk perayaan liturgi selalu mencantumkan nihil obstat dan
imprimatur itu. Bila sudah mendapat ijin resmi untuk dipakai dalam perayaan liturgi, maka hasil komposisi itu resmi menjadi milik bersama (milik Gereja) yang dipakai dengan tujuan yang dikehendaki oleh Gereja, demi kepentingan bersama dalam perayaan liturgi (perayaan bersama demi kepentingan umum, bukan perayaan pribadi demi kepentingan pribadi). Ketika suatu hasil komposisi nyanyian liturgi sudah dimasukkan dalam buku-nyanyian resmi, biasanya menurut tradisi, nama komponisnya tidak dicantumkan pada lagu-nyanyian itu, karena telah menjadi milik bersama, milik Gereja. Gereja biasanya mengenang jasa para komponis dalam catatan sejarah pembentukan buku nyanyian itu dan memberikan penghargaan yang sepantasnya-sewajarnya kepada mereka sesuai dengan peraturan yang berlaku atau kesepakatan bersama.
Lagu Liturgi adalah lagu yang diciptkan khusus untuk liturgi. Lagu Rohani adalah lagu yang diciptakan untuk kegiatan non liturgis seperti pertemuan karismatik, hiburan rohani, lagu pentas dan lain-lain. Pusat Pelatihan Musik Liturgi (PML) memberikan beberapa gambaran perbedaan Lagu Liturgi dan Lagu Rohani sebagai berikut:
Lagu Rohani mirip dengan manisan, dapat dinikmati namun tak cukup untuk memberi makan pada badan kita. Lagu Liturgi mirip dengan makanan bergizi, tidak selalu enak, namun perlu agar badan kita sehat dan kuat.
Lagu Rohani lebih banyak berbicara tentang dirinya sendiri atau situasi manusia daripada ingin mendengar suara Tuhan. Lagu Liturgi mengutamakan Sabda Allah dan menjawabnya dalam melaksanakan kehendak Allah secara nyata.
Lagu Rohani mengutamakan pujian kepada Allah (sering hanya di bibir) tanpa ambil pusing tentang konsekuensinya. Lagu Liturgi berpangkal dari hormat kepada Allah, dari kepentingan Allah (Kerajaan Allah) dan pelaksanaannya.
Lagu Rohani tak jarang termasuk "kitsch" atau seni palsu yang memberi kesan seni namun ternyata murahan. Lagu Liturgi tak jarang merupakan suatu tantangan, lagu dan syair yang kurang enak di telinga merangsang suatu tanggapan dari kita, dan inilah seni yang sejati.
Lagu Rohani praktis selalu berbentuk bait (monolog). Lagu Liturgi memakai juga bentuk sahut-menyahut, aklamasi, bentuk khusus misalanya "Kemuliaan" (dialog.
Pembedaan-pembedaan di atas tentu berdasarkan kriteria. Kriteria-kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
Kriteria Lagu Liturgi:
1. Harus main peranan dalam liturgi, merupakan bagian Liturgi meriah yang penting atau integral. (SC 112).
2. "Adalah Liturgi" atau "mengiringi liturgi".
3. Mengikutsertakan umat karena Liturgi "memupuk kesatuan hati". (SC 113, 114, 121; MS 5, 15, 16)
4. Syair terutama tentan penyelamatan Allah, maka diambil/diolah dari Kitab Suci atau dari teks Liturgi (SC 121).
5. Syair sebagai pegangan untuk hidup sebagai orang Kristen; dipupuk iman para peserta dan hati mereka diangkat kepada Allah, untuk mempersembahkan penghormatan yang wajar kepada-Nya dan menerima rahmat-Nya secara lebih melimpah. (SC 33).
6. Syair lebih penting daripada lagu. (SC 112)
7. Khidmat, bermutu tinggi/seni sejati (Paus Pius X), merupakan kegiatan suci yang sangat istimewa. (SC 7).
8. Bersifat Gerejani ("kami"/"kita") atau dengan kata lain "lagu umat".
9. Liturgi dan lagu liturgi sering "menantang", memuat kejutan, karena Allah memang lain dengan manusia. Perbedaan ini menuntut konsentrasi/serius dan sikap sopan dari manusia.
Kriteria Lagu Rohani:
1. Diciptakan untuk keperluan perorangan/devosi/pentas/pertemuan rohani/pendidikan (Sekolah Minggu) atau sebagai backgroun musik (MS 53).
2. Syair berpangkal dari/dan membahas pengalaman atau perasaan manusia.
3. Syairnya bebas (ungkapan sikap hati).
4. Bersifat perorangan ("aku"/"saya").
5. Tujuan untuk menghibur, melepaskan ketegangan.
6. Dihindari tema yang berat ("salib", "menyangkal diri")
7. Bagus namun sering tak bermutu.
8. Melodi musik lebih penting daripada syair.
9. "The singer" (penyanyi) jauh lebih penting dari pada lagu, "not the song". Dengan kata lain lebih bertujuan untuk komersial.
Kita sadar bahwa pengetahuan akan Liturgi tidaklah sama dan merata untuk seluruh umat. Oleh karena itu perlu diberi penjelasan agar ada keseragaman pengetahuan dalam hal ini. Sering kita melihat dalam Perayaan Ekaristi zaman ini, yang lebih ditonjolkan adalah "paduan suaranya" atau
"kelompok koornya" bukanlah keterlibatan umat dalam liturgi. Jelas ini sangat jauh dari pengertian liturgi yang sesungguhnya. Semoga dengan tulisan ini kita semakin diperkaya lagi terutama bagaimana ber-Liturgi dengan baik.
Selanjutnya perlu diingat bahwa yang harus diperhatikan juga adalah syair dari lagu itu, sebab dikatakan, “Syair-syair bagi nyanyian liturgi hendaknya selaras dengan ajaran Katolik, bahkan terutama hendaklah ditimba dari Kitab suci dan sumber-sumber liturgi.” (SC 121). Maka lagu- lagu yang dinyanyikan dalam liturgi harus mempunyai irama yang membawa ke suasana doa, namun juga syairnya sesuai dengan ajaran Katolik. Sebab prinsip yang dipegang oleh Gereja Katolik adalah “ Lex orandi, lex credendi“: apa yang didoakan adalah apa yang dipercaya/ diimani (lih. KGK 1124). Jadi apa yang dinyanyikan (yaitu doa yang dimadahkan), itu harus menjadi ungkapan kepercayaan iman kita.
Dengan prinsip ini maka lagu-lagu pop dengan syair yang tidak berkaitan dengan iman Katolik atau syair yang tidak sesuai dengan iman Katolik, tidak dapat dinyanyikan di dalam liturgi Gereja Katolik.
Perbedaan musik-nyanyian rohani dan musik-nyanyian liturgi:
Nyanyian rohani:
Digubah oleh komponis dengan maksud untuk dipakai di luar perayaan liturgi. Dari segi maksud tujuannya, musik-nyanyian rohani bukanalah musik-nyanyian liturgi. Jadi sudah sangat jelas sejak awal proses penggarapan musik-nyanyian rohani bahwa tempat untuk nyanyian-musik rohani itu ada di luar pperyaan liturgi.
Karena itu komponisnya tidak terikat pada kaidah-kaidah liturgi dalam komposisinya. Ia lebih bebas dalam mengekspresikan inspirasinya, ia lebih bebas dan fleksibel mencari teks untuk melodi yang ada, sehingga bisa saja teks melayani irama lagu dalam proses penggarapannya. Dalam hal ini teks bisa menjadi sarana untuk menggungkapkan pengalaman yang sangat pribadi, meskipun pengalaman itu barangkali dialami juga oleh banyak orang lain, tetapi titik tolak proses adalah pengalaman pribadinya, maka hasil komposisinya cenderung bertujuan personal-pribadi, demi kepentingan pribadi komponis sebagai titik tolak. Seterusnya yang bertanggungjawab pertama-tama adalah komponisnya, maka untuk menggunakannya di depan umum tidak perlu mendapat ijin dari siapapun selain komponisnya sendiri (bahkan komponisnya bisa membiarkan lagu itu dipakai oleh siapa saja atau kelompok apa saja), dan kalau mau dipublikasikan (dibukukan, dikasetkan-dibuat cd, vcd dan dvd) si komponisnyalah yang bertanggungjawab, nyamanya yang dicantumkan sebagai komponis berarti sebagai orang yang bertanggungjawab dan sekaligus mempunyai hak atas hasil karya ciptaan itu secara hukum. Dengan kata lain, lagu atau nyanyian rohani itu sebenarnya adalah miliknya, meskipun dikenal dan digunakan atau dinyanyikan oleh banyak orang lain.
Nyanyian liturgi:
Digubah oleh komponis dengan maksud untuk digunakan dalam perayaan liturgi. Tujuan khusus ini sudah disadari oleh komponis sejak awal proses penggarapan musik-nyanyian liturgi. Untuk mempermudah prosesnya, biasanya dilakukan kegiatan komposisi ini dalam suatu lokakarya yang diselenggarakan dan dibimbing oleh Gereja (oleh lembaga yang dipercayakan pimpinan Gereja).
Karena itu komponisnya sangat terikat pada kaidah-kaidah liturgi dalam komposisinya. Yang menjadi dasar inspirasinya adalah teks-teks liturgi dan teks-teks biblis (umumnya teks liturgi berdasarkan teks Kitab Suci). Komponis harus mmerenungkan berulang-ulang teks liturgi/biblis untuk mendapat inspirasi melodi lagu yang cocok untuk mengungkapkan isi teks itu. Dalam hal ini teks liturgi-biblis dilayani oleh melodi-musik, dan bukan sebaliknya. Maka kebenaran iman menurut teks yang ada jadi titik tolak inspirasi, dan kebenaran iman itu tidak boleh dikorbankan demi penyesuaian dengan irama lagu. Oleh karena itu teks-teks liturgi-biblis yang kebenaran imannya tidak diragukan, tidak boleh diubah-ubah dalam komposisi lagu liturgi. Gereja menuntut agar teks-teks baku tidak diubah-ubah seenaknya oleh komponis. Maka untuk memastikan sejauh mana hal ini dipatuhi, si komponis harus memberikan hasil karyanya kepada yang berwenang untuk diperiksa, dinilai dan disetujui atau diberi isin resmi supaya dipakai sebagai lagu liturgi. Inilah yang disebut nihil obstat (tak ada yang menyesatkan, diberikan oleh ahli teologi) dan imprimatur (resmi disyahkan, oleh pimpinan Gereja). Buku-buku nyanyian resmi untuk perayaan liturgi selalu mencantumkan nihil obstat dan
imprimatur itu. Bila sudah mendapat ijin resmi untuk dipakai dalam perayaan liturgi, maka hasil komposisi itu resmi menjadi milik bersama (milik Gereja) yang dipakai dengan tujuan yang dikehendaki oleh Gereja, demi kepentingan bersama dalam perayaan liturgi (perayaan bersama demi kepentingan umum, bukan perayaan pribadi demi kepentingan pribadi). Ketika suatu hasil komposisi nyanyian liturgi sudah dimasukkan dalam buku-nyanyian resmi, biasanya menurut tradisi, nama komponisnya tidak dicantumkan pada lagu-nyanyian itu, karena telah menjadi milik bersama, milik Gereja. Gereja biasanya mengenang jasa para komponis dalam catatan sejarah pembentukan buku nyanyian itu dan memberikan penghargaan yang sepantasnya-sewajarnya kepada mereka sesuai dengan peraturan yang berlaku atau kesepakatan bersama.
Langgan:
Catatan (Atom)
ππΉTerkadang sendiri itu jauh lebih baik.πΉπ Nikmatnya hidup sendiri Siang banting tulang Malam sendirian Berteman kesepian πππ π’ππ©...
-
Reff... Tabe yo Ende Maria Ata penong lewidang Mori kraeng Agu Ite~e Te hon gu tedeng le... 2x Solo 2 : Yo Ende Maria Nggluk ti...
-
Solo 1: *Di dalam Ekaristi yang suci* *Tuhan memberi dirinya* *Bagi kita umatnya* *Bahagialah hatiku* *Di segarkan oleh nya* *Yesus ka...