Selasa, 5 September 2017

Perumpama

Ada seorang kerabatku yang memiliki seekor anjing yang sangat setia bernama Paul. Paul ditemukan ketika sedang tersesat lalu dibawa pulang dan dipelihara. Semakin bertumbuh, Paul semakin ingin selalu berada dekat dengan tuannya. Setiap pagi, Paul selalu menunggu di depan pintu kamar untuk menyambut tuannya. Paul juga selalu menunggu kepulangan tuannya setiap sore di depan pagar rumah. Ketika tuannya tiba di rumah, Paul selalu melompat kegirangan menyambut kedatangannya. Selama di rumah, Paul selalu mengikuti kemanapun tuannya pergi dan berada dimana tuannya ada.

Ketulusan Paul telah menginspirasi dan memberkati hidupku. Seperti Paul yang ditemukan terhilang di jalan, begitupun Tuhan menemukan kita yang terhilang dalam dosa. Ia rela meninggalkan Surga yang mulia bahkan dalam segala hal disamakan dengan manusia demi menyelamatkan kita. Karya salibNya memberikan kita kesempatan untuk kembali menjalin hubungan yang harmonis dengan Tuhan. Lalu hatiku seakan bertanya, apa yang sudah kulakukan untuk membalas cintaNya?

Paul memberikanku inspirasi bagaimana mencintai tuannya dengan tulus. Seperti Paul yang selalu ingin dekat dengan tuannya, seharusnya satu- satunya kebahagiaan kita hanyalah ketika kita bisa menghabiskan waktu bersama dengan Tuhan. Pertemuan dengan Tuhan seharusnya menjadi momen yang sangat kita nantikan. Dan kita melakukan itu semua bukan karena berharap mendapatkan sesuatu tapi karena kita mencintai Tuhan sehingga ingin selalu berada bersamaNya. Ketika kita bisa menikmati hubungan dengan Tuhan, seharusnya kita tidak berharap untuk dibahagiakan oleh siapapun dan apapun lagi, kecuali oleh Tuhan.

Suatu hari, tanpa sengaja Paul bermain ke luar rumah dan tersesat. Ketika tuannya menyadari, ia langsung mencarinya di sekitar rumah tapi Paul tidak berhasil ditemukan. Tuannya yang mulai panik, segera mengambil kendaraan untuk mencari Paul lebih jauh. Setelah beberapa jam kemudian, Paul berhasil ditemukan dan dibawanya kembali. Ketika tiba di rumah, sang tuan memukul bagian belakang Paul karena ia tidak ingin lagi kehilangan sahabat yang sangat dicintainya.

Seperti sang tuan yang menghajar Paul karena cinta, begitupun proses dan peristiwa hidup yang diijinkan untuk kita alami adalah bentuk cinta Tuhan agar kita tidak terhilang. Tuhan terlalu sanggup untuk membuat hidup kita bebas dari masalah apapun tapi Tuhan lebih tertarik untuk melindungi keselamatan jiwa kita. Oleh sebab itu, setiap peristiwa hidup yang kita alami seharusnya kita responi dengan baik agar kita bisa semakin melekat kepadaNya. Semakin hari, cinta kita kepada Tuhan harus semakin bertumbuh sampai satu titik ketika kita mencari Tuhan bukan karena takut dihukum dan masuk neraka, bukan juga karena supaya diberkati dan masuk surga, tapi karena cinta yang tulus. Asalkan bisa selalu dekat dengan Tuhan, itulah kebahagiaan yang sesungguhnya. Asalkan bisa selalu berada dimana Tuhan ada, itulah Surga yang sesungguhnya.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

πŸ’•πŸŒΉTerkadang sendiri itu jauh lebih baik.πŸŒΉπŸ’• Nikmatnya hidup sendiri Siang banting tulang Malam sendirian Berteman kesepian  π™‰π™žπ™ π™’π™–π™©...