Isnin, 3 Jun 2019

Hallelujah


Inilah lirik Hallelujah selengkapnya :

I've heard there was a secret chord
That David played and it pleased the Lord
But you don't really care for music, do you?
It goes like this: the fourth, the fifth
The minor fall, the major lift
The baffled king composing Hallelujah

Hallelujah, Hallelujah
Hallelujah, Hallelujah

Your faith was strong but you needed proof
You saw her bathing on the roof
Her beauty and the moonlight overthrew you
She tied you to a kitchen chair
She broke your throne, she cut your hair
And from your lips she drew the Hallelujah

Hallelujah, Hallelujah
Hallelujah, Hallelujah

Maybe I've been here before
I know this room, I've walked this floor
I used to live alone before I knew you
I've seen your flag on the marble arch
Love is not a victory march
It's a cold and it's a broken Hallelujah

Hallelujah, Hallelujah
Hallelujah, Hallelujah

There was a time you let me know
What's real and going on below
But now you never show it to me, do you?
And remember when I moved in you
The holy dark was moving too
And every breath we drew was Hallelujah

Hallelujah, Hallelujah
Hallelujah, Hallelujah

Maybe there's a god above
And all I ever learned from love
Was how to shoot at someone who outdrew you
It's not a cry you can hear at night
It's not somebody who's seen the light
It's a cold and it's a broken Hallelujah

Hallelujah, Hallelujah
Hallelujah, Hallelujah

Jumaat, 24 Mei 2019

๐Ÿ”†๐Ÿ”†๐Ÿ”†KISAH YANG TERNODA๐Ÿ”†๐Ÿ”†๐Ÿ”†

segelintir memory itu terngiang membawa diri pada kisah kemarin hitam putih dari dalamnya kini bercorak di relung² hati kisah indah itu memang telah berakhir sebuah pengkhianatan mengiringi kisahnya salah dan maaf jelas terucap tapi hati tetaplah rapuh maaf di terima tapi hati mencelah....                             ๐Ÿ”ฎ๐Ÿ”ฎ๐Ÿ”…kisah yang ternoda๐Ÿ”…๐Ÿ”ฎ๐Ÿ”ฎ

Ahad, 12 Mei 2019

SEKILAS TENTANG DANAU RANA MESE


Kamu pernah ke Danau Rane Mese? Jika pernah, apakah pernah lihat ada satu batu di sisi kiri jalan setapak menjelang turun ke danau? Konon, itu bukan batu biasa. Tetapi, Watu Sa'i de Empo Mese di Danau Rana Mese. Batu itu diangkat para darat (bidadari) dari dasar danau dan diletakkan di tempatnya itu. 



Dalam legendanya, Danau Rana Mese itu terjadi ketika seorang pemburu yang setelah berburu pagi siang malam, tidak mendapatkan satu ekorpun binatang (motang/babi hutan) buruannya. Lalu dia berniat untuk pulang kerumahnya,sebelum pulang dia mengeluarkan Siri pinang dalam bakulnya (Luni cepa) stelah selesai makan Siri Pinang di pulang keRumahnya.  tapi dlam perjalanan menuju kerumah dia kembali ke tempat di mana dia sedang makan siri pinang sebelum pulang, seakan² jalan menuju pulang sudah ditutup untknya sehingga tiga kali berturut² tpi hasilnya sama dan akhirnya dia lapar dan Dia putus asa. Lalu Naiklah dia di atas pohon di tengah lembah gunung itu. Dia ingin mengisi perutnya dngn memakan buah dari pohon tersebut. Selagi dia duduk di atas pohon, dia lihat ke bawah dan melihat gemerlap cincin emas di atas tanah itu. Buru-buru dia turun hendak mengambil cincin itu. Saat dia turun sampai di tanah, cincin itu hilang. Dia naik lagi pohon itu. Kembali duduk pada dahan pohon. Saat melihat ke bawah, dia melihat cincin itu. Kembali buru-buru turun hendak mengambil cincin itu. Seperti sebelumnya, begitu dia turun sampai di tanah, cincin itu hilang. Dia naik lagi. Melihat cincin itu lagi. Buru-buru turun. Cincin itu hilang. Begitu seterusnya. 





Sampai yang ketujuh kali, dia tidak lagi turun. Begitu dia lihat cincin di tanah, dia ambil tombak berburunya, dan melempar tombak itu ke tengah cincin tersebut. Ujung tombaknya menancap ke tanah bersama cincin itu. Hah! Kali ini tidak mungkin lagi cincin itu hilang. Katanya dalam hati. Dia buru-buru turun dari atas pohon. Lalu menarik tombaknya yang tertancap ke dalam tanah. Saat tombaknya tertarik, bukan cincin yang dilihatnya di ujung tombak, tapi dari bekas tancapan tombaknya di tanah itu meluap air yg begitu kuat,  seakan² sebuah pipa air yg terputus Makin lama makin besar dan mengejarnya dan Dia panik. Lalu dia berlari dan air itu trus mengejarnya dalam tidak sadar dia kembali ketempat di mana dia menancap tombak itu ke Cicin itu & akhirnya dia Naik lagi ke atas pohon. Dan dalam sekejap saja air memenuhi lembah itu. Dan dia tenggelam bersama pohon-pohon di lembah itu. Terjadilah Danau Rana Mese.
Pemburu bernama Empo Mese itu mati di dasar danau. Dan konon kemudian, kepala Empo Mese itu menjadi batu yang diangkat para Darat (bidadari) dari dasar danau dan diletakkan di tempat tepi jalan setapak itu.
Kalau kamu tidak mau bernasib sama seperti Empo Mese, jangan pernah duduk dan main-main dengan Batu Sa'i Empo Mese di Danau Rana Mese itu.
TERJADILAH DANAU RANA MESE

Jumaat, 26 April 2019

PERBEDAAN

Biarlah perbedaan membuat kita saling menghargai
Biarlah perbedaan membuat kita saling mengerti

Khamis, 7 Februari 2019

SEKUNTUM BUNGAH LAYU

*Apakah kita juga spt cerita yg di bawah ini...?*

*Silakan baca sampai akhir*

*SEKUNTUM BUNGA LAYU*

Seorang Pdt setengah tua datang ke suatu RS,... dia bermaksud membezuk seorang anak muda, Jemaatnya yg dalam 3 bln terakhir terkena cancer yg begitu ganas.

Yang aneh adalah dia membawa sekuntum bunga yang sdh layu.

Ketika bpk Pdt datang, sang pemuda senang pendetanya berkunjung kembali, lalu pdt itu meletakkan bunganya dan ngobrol2 dgn sang pemuda itu.

Dia menghibur pemuda itu yg dalam 3 bulan, tubuh yg macho, paras yg ganteng itu terkuras habis tinggal kulit dan tulang, akibat digerogoti sel2 kanker ganas dlm tubuh pemuda itu.

Berkali-kali Sang Pemuda itu berkata : Pak Pendeta, pak pendeta..kalau Tuhan menyembuhkan saya, saya akan melayani Tuhan. Saya akan mempersembahkan tubuh saya sebagai persembahan yg hidup bagi Tuhan.

Sang pendeta kemudian tertawa, tersenyum dan berkata : Saya doakan ya...

Setelah setelah ngobrol sana sini, sang pendeta kemudian berkata : saya pamit pulang dulu ya, ayuk kita berdoa. Setelah selesai berdoa, sang pendeta pun pamit pulang dan melangkah keluar dari kamar pemuda tsb.

Baru beberapa langkah bpk pendeta melangkah, terdengar teriakan lirih dari Sang pemuda tersebut : pak pendeta... pak pendeta... pak pendeta..

Pak pendeta pun menoleh, masuk kembali ke ruangan kamar sang pemuda dan bertanya : Ada apa anak muda?

Sang pemuda tersebut pun menjawab : Bolehkah saya bertanya ke bpk pendeta?

Sekali lagi sang pendeta menjawab: silakan, mau tanya apa nak?

Tadi bpk pendeta datang, saya bingung ..kenapa kali ini bpk pendeta datang dengan membawa sekuntum bunga yg sdh layu?, kata pemuda tsb.

Bpk pendeta pun tersenyum dan berkata boleh kah saya duduk kembali?

Ooh..silakan pak ...silakan pak, jawab pemuda tsb dgn suara yg lemah..

Lalu pak pendeta itu menatap sang pemuda dan berkata : Boleh kah aku berterus terang padamu hai anak muda?

Terus teranglah pak pendeta , jawab pemuda itu...jangan ada apa2 di antara kita, aku senang dgn keterus terangan bapak.

Lalu kemudian pendeta itu berkata : Nak.. ingatkah setahun yg lalu waktu ibu pendeta mendekati kamu dan berkata : Anak2 remaja membutuhkan pembimbing kelompok kecil, mau kah engkau membimbingnya?

Kemudian engkau menjawab ketika itu : "wadeuh bu pendeta, saya masih sibuk dg kuliah"

Setelah kamu masuk masa skripsi, ingatkah engkau..Teman2 mu di kepemudaan berkata : " Jadilah ketua komisi pemuda, ....engkau yg paling berkharisma".
Lagi2 engkau menolak dan berkata : Saya masih skripsi,.. betul? Itu yg kau katakan.

Ingatkah engkau setengah tahun yg lalu, ketika aku datang kepadamu dan berkata, "Pimpinlah koor di gereja kita, yg conductornya sdh pindah ke kota lain,... engkau yg berbakat".
 Tapi engkau menjawab apa saat itu?
Maaf, sekarang saya sedang berkerja.
Engkau selalu menolak bukan??

Tapi setelah engkau kena kanker dan beberapa kali aku datang bezuk , berkali-kali pula engkau berkata : pak pendeta.. pak pendeta.. tolong doakan saya; kalau Tuhan menyembuhkan saya, saya ingin mempersembahkan hidup saya kepada Tuhan!

Hai, anak muda..dengarkan aku..

Engkau sedang memberikan Tuhan sekuntum bunga yg sudah mulai layu..

Apakah kau pikir, Tuhan hanya layak menerima sekuntum bunga yg sdh layu??

Pemuda itu terdiam, tertunduk dan mulai menangis....
Air matanya mengalir keras, sekeras kalimat2 dari perkataan pendetanya tadi, tapi benar adanya.

Bukankah byk orang2 yg mengaku kristen, mungkin saya, kamu, keluarga, anak cucu kita seperti pemuda tsb di atas??

Kita sering berjanji jika Tuhan menyembuhkan, kita mau jadi pelayan Tuhan, mau mempersembahkan waktu dan hidup kita utk melayani Tuhan.
Tapi di saat spt itu, kita sedang memberikan sekuntum bunga yg telah layu, tubuh yg sisa, bagi Allah pencipta dan penebus kita.

*_Pengemis kah Allah??_*

*Pengamen di tengah jalan kah Allah??*

_Selayak itukah Dia di beri sisa tubuh, waktu, kesehatan yg mendekati sisa2 akhir_?

Di mana masa ketika saya dan engkau masih Perkasa, Sehat, berjaya , hidup berkelimpahan..
Di manakah kita???

Masa itu mungkin kita sibuk dgn ambisi pribadi kita, business kita, anak, keluarga kita, keinginan diri kita sendiri.

Jujurlah byk di antara kita yg spt itu bukan?

Ketika diminta dan ada kesempatan utk melayani Dia, selalu berkata: Aah..ntar y...
Aah nanti y.. 
Sampai kapan ntar dan nanti nya?

Kapan nanti nya?
Kapan nanti nya?
Kapan nantinya?

*_Setelah Alat pacu jantung ditanamkan dlm tubuh kitakah?_*

_Setelah selang2 infus menusuk di beberapa bagian tubuh kita?_

*Kapan nanti nya?*

_Setelah kena stroke? Lalu berkata : Tuhan pakailah aku.._

*Sekarang giliran Tuhan berkata : Nanti dulu, kau kira Aku cuma layak menerima barang bekas, barang sisa? engkau sedang memberikan aku sekuntum bunga yg layu!!*

*Betapa tidak tau dirinya saya dan kamu, berserta keluarga kita.. Tidak tau diri....*

_Siapakah yg merajut kita sewaktu di dlm kandungan orang tua kita. ?_

_Siapakah yg selalu menjaga, menopang dari segala mara bahaya, pada saat kita duduk berdiri, makan tidur, bahkan berkendara ataupun bertraveling dg aman?? TUHAN.._

_Siapa yg menuntun masa kecil sampai berhasil spt saat ini? TUHAN.._

_Siapa yg menyembuhkan sakit penyakit kita ataupun keluarga kita? TUHAN.._

*Yg paling penting.. Siapakah yg menebus kita dari Dosa dan hukuman kekal??*
 *TUHAN ALLAH..*

Lalu tidak layakkah jika Dia meminta dari kita, tubuh yg sehat, masa yg paling produktip gemilang dalam periode kehidupan kita sebagai persembahan yg hidup, kudus dan berkenan, ? sekaligus dupa yg harum di hadapan Allah.??

Puji Tuhan, tentu banyak anak2 Allah yg ketika berjaya, Tubuh yg sehat juga sejak muda bahkan dari kecil sdh memberikan diri bagi pekerjaan Allah, bahkan sejak dari Tubuh yg sehat kuat, sampai ketika tubuh lemah krn sakit penyakit pun, masih tetap melayani dan berkerja hidup bagi Allah..saksi2 Iman yg menguatkan ..

Tapi bagi kita yg belum spt saksi2 iman di atas....
Mari, _di hari ke 12 , tahun 2019 , di mana kita semua tidak tau kapan kita hrs berhenti,... mungkin banyak di antara kita yg saat ini sdh berusia di atas angka 30, 40 bahkan 50.. ibarat dalam sepak bola, babak pertama mungkin sdh terlewati dgn diisi segala ambisi keinginan pribadi, saat ini masuk atau baru masuk babak kedua.... masih ada kesempatan dan waktu utk berbalik arah, hidup utk melayani Dia, Jika sdh lama meninggalkan Dia.. mari kembali lah.. Cintai Dia lagi.._

_Bagi yg di dalam periode extra time 2 X15 menit pun, jika Tubuh hidup kita msh sehat berjaya, mari berikanlah utk Tuhan Allah.._

*Jgn tunggu injury time, mungkin sdh msk dlm kategori sekuntum bunga yg sdh layu..*

_Selamat merenungkan selama akhir pekan bersama suami/istri/anak2 ki ta.._

Jakarta, 12 Jan 2019, di tulis ulang tanpa edit ulang dari Pdt Benny Solihin dlm kotbah - *A Living Sacrifice.*

Isnin, 4 Februari 2019

"MENGAPA KAU DUSTAI AKU"

"MENGAPA KAU DUSTAI AKU"

hembusan angin menebar aroma kening
gugurkan selarik angan diribuan sang dusta
kemarau yg mmbentang sisa jejak yg kerontang
di balik nafas jiwa ku yg kini mulai tersengal

menahan perih yg menyayat 
diatas luka yg kau tikamkan
dengan kepalsuan dusta mu

mengapa baru kini kau katakan segalanya 
saat hati ku mulai terenggut sayap² asmara
dikala seluruh rasa ini telah lulu
menuju gerbang cinta mu...
bincang mu laksana perit yg menghembus jiwa ku
membenamkan keping² kalbu ku
kecuruk tedalam jurang kelukaan 

di bawa mega pekat yang kini mulai...
menaungi langit malam ku 
ku geluti hamparan padang kepedihan 
bersama sebungkah luka
yang kini menemani setiap langka ku..

๐Ÿ’•๐ŸŒนTerkadang sendiri itu jauh lebih baik.๐ŸŒน๐Ÿ’• Nikmatnya hidup sendiri Siang banting tulang Malam sendirian Berteman kesepian  ๐™‰๐™ž๐™ ๐™ข๐™–๐™ฉ...