Sudah tunangan dan akan menikah, dua pasangan sejoli ini benar-benar dikejutkan dengan panggilan yang membuat rencana hidup mereka berubah total. Masa muda Pastor Javier Olivera dan Suster Marie de la Sagesse, bahkan sudah merencanakan pernikahan. Tapi Tuhan punya rencana lain untuk mereka.
Semua berawal dari peristiwa kakak laki-laki suster Maria, Trinidad, yang secara mengejutkan menyampaikan berita bahwa dia akan memasuki seminari. Mereka berdua benar-benar tidak menyangka, panggilan Tuhan bisa merubah jalan hidup seseorang. Mereka memutuskan mengantar kakak Maria ke seminari. Disana, Pastor Olivera bisa bertanya banyak hal tentang panggilan kepada para seminaris. Begitu juga dengan suster Maria, dia banyak bertanya kepada para suster biara yang ada disana tentang hidup panggilan.
Dalam perjalanan pulang, mereka berdua saling mendiskusikan hal-hal yang mereka dapatkan disana. Mereka bicara tentang betapa gilanya semua itu, kakaknya telah meninggalkan segalanya, rencana memiliki keluarga dan karier yang bagus. Mereka mulai bertanya pada diri sendiri, 'Apa yang akan terjadi jika Tuhan memanggil mereka ke kehidupan religius?'
Hal pertama yang mereka katakan adalah 'tidak' dan itu mereka anggap gila, karena mereka sudah bertunangan, bahkan sudah membeli semua keperluan untuk menikah. Minggu-minggu berlalu, Pastor Olivera terus terganggu tentang apa yang akan terjadi jika Tuhan memanggilnya. Manakah yang terbaik untuk masuk surga, kehidupan keimamatan atau kehidupan pernikahan? Yang mana yang harus dipilih?
Setelah begitu banyak pikiran, dia memutuskan memberi tahu tunangannya tentang kekhawatiran panggilan Tuhan. Ternyata, suster Maria juga mengaku memikirkan hal yang sama, setelah kakaknya masuk seminari. Namun saat itu, tak satu pun dari mereka membuat keputusan. Alasannya, mereka masih harus menyelesaikan kuliah 2 tahun lagi.
Selama 2 tahun itu, mereka berupaya menjalani kehidupan normal dengan terus memikirkan panggilan Tuhan. Tapi sungguh di luar dugaan keputusan pasangan ini. Setelah menyelesaikan studi mereka, keduanya menyerah pada panggilan Tuhan. Pada tahun 2008, ketika mereka berusia 31 tahun, Olivera ditahbiskan sebagai imam di Keuskupan San Rafael dan Maria mengucapkan sumpah terakhirnya di sidang para Suster dari Yesus yang Penyayang.
Pastor Olivera saat ini adalah seorang profesor universitas dan juga memiliki blog bernama "Que no te la cuenten" (Cari tahu sendiri). Dia telah menulis sebuah buku tentang keraguan vokasional berjudul "¿Alguna vez pensaste? El llamado de Cristo ”(Pernahkah Anda memikirkannya? Panggilan Kristus). Sedangkan Suster Marie de la Sagesse sekarang tinggal di Prancis selatan dan memiliki misi kerasulan di Paroki Saint Laurent di Keuskupan Frรฉjus-Toulon.
Mengenai kisah mereka, suster Maria mengatakan, “Saya menganggapnya sebagai rahmat khusus bahwa kami berdua, yang dipanggil hampir pada saat yang bersamaan. Sungguh baik dan bijaksana kuasa Tuhan atas lika liku perjalanan kami. Dan yang sangat saya hargai adalah, kami masih berteman dan bukan hanya kami, tapi juga keluarga kami.” Cna/ewtn/editBulirMekar
Langgan:
Catatan (Atom)
๐๐นTerkadang sendiri itu jauh lebih baik.๐น๐ Nikmatnya hidup sendiri Siang banting tulang Malam sendirian Berteman kesepian ๐๐๐ ๐ข๐๐ฉ...
-
Reff... Tabe yo Ende Maria Ata penong lewidang Mori kraeng Agu Ite~e Te hon gu tedeng le... 2x Solo 2 : Yo Ende Maria Nggluk ti...
-
Solo 1: *Di dalam Ekaristi yang suci* *Tuhan memberi dirinya* *Bagi kita umatnya* *Bahagialah hatiku* *Di segarkan oleh nya* *Yesus ka...